Mengenal Lebih Dekat Passive Sampler
Passive Sampler merupakan salah satu peralatan yang digunakan pemerintah pusat maupun daerah yang berfungsi untuk mengambil sample SO2 dan NO2 dari udara ambien. Udara ambien disini berarti udara bebas yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.
Metode passive sampler pertama kali dikembangkan di Inggris dengan menggunakan Pb Candle untuk menjerap polutan sulfur dioksida (SO2) di udara ambien, kemudian dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kadar/konsentrasi sulfur dioksida yang terukur. Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka penggunaan Pb dihilangkan dan diganti dengan bahan kimia yang ramah lingkungan. Beberapa keuntungan passive sampler adalah tidak memerlukan energi listrik, biaya murah dan mudah ditempatkan karena berukuran kecil. Sementara kekurangannya adalah harus mengganti kertas filter secara manual, harus berhati-hati waktu penggantian kertas filter, harus mengirim kertas filter tersebut ke laboratorium untuk mendapatkan hasilnya dan parameter yang diukur masih terbatas pada NO2 dan SO2.
Passive Sampler yang berarti tidak membutuhkan power listrik dimana alat ini berbentuk bulat dan di dalamnya terdapat kertas filter yang sudah diberi cairan khusus dari bahan kimia yang fungsinya untuk menangkap gas SO2 dan NO2 yang ada di udara sekeliling. Kertas filter ini sendiri akan diganti dengan yang baru sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Kertas filter yang sudah digunakan kemudian dimasukan dalam wadah khusus yang nantinya akan dikirim dan dianalisa di laboratorium untuk mendapatkan data SO2 dan NO2.
Model atau metode passive sampler yang penulis ketahui terdapat 4 jenis, yaitu :
1. NUS Sampler
2. Ogawa Sampler
3. CSIR Sampler
4. Capillary Sampler
Dari keempat model diatas kurang lebih memiliki prinsip kerja yang sama hanya struktur komponennya yang berbeda.
Jika ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan artikel, penulis mohon maaf.
Semoga bermaanfaat. Wassalamualakum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H