Tiga jam yang lalu
Aku duduk di gazebo depan musala kampus,
lebih asyik sendiri
Terik sepenggal naik, kira-kira jam sembilanan
Membaca buku orang lama Bapak Toer namanya
Hilang banyak tulisannya, di makan cerita narsis, populis dan sok kritis
Aku makara putih, cakrawala mengajakku terbang menelusuri nusantara, bercerita sebuah zaman dahulu kala
kala cinta dan kekuasaan diperebutkan, dihancurkan dan dituhankan
Ken Arok namanya, cinta ia dengan Ken dedes wal nafsu besar menjadi raja
Diminta Gandring membuat keris, dibunuhnya pula sebelum kelar
Maka sambil meringkik ia menjerit, berkelekar : Kau dan tujuh turunan mu kan mendarahi kerisku!
Dua jam yang lalu
Masih duduk di gazebo, terik mulai naik, kira-kira jam sepuluhan
Tenggelam dalam Pararaton Jawa , menjawab waktu ini mitis apa realis?
Kebo ijo itu tukang pamer keris orang, tidak tau dia serigala mencari mangsa
Mati Ametung oleh Si Arok, oleh Keris Gandring , yang disangka milik Kebo Ijo.
Jadilah mayat dipematang sawah, Jadilah tahta dan keranjang kasur beda empunya
Sudah lama kerajaan tak elok, sampai keris yang hilang bak capung cebok, Ditemukan!!!
Adalah anusapti, anak tiri, putra tanpa mahkota merasa menjilat batang-batang mawar
Memandikan keris gandring dengan darah orang yang memesannya
Begitu pula Tohjaya dan Ranggawuni menelan serapah Gandring demi kekuasaan
Satu jam yang lalu
Cerita tentang pemimpin bangsa ini mengilhami diri
Masih di Gazebo depan musala, Terik sudah naik kira-kira jam sebelasan
Dramatis seakan beriringan dengan budaya kepemimpinan dan kekuasaan
Pak karno turun karena keliru, Pak Harto sudah tua usianya , Pak Habibie, ini krisis kepercayaan dan Gus dur? Hemm mungkin nyelenehnya itu.
Menunggu janji kemerdekaan
Kata serasi antara sejahtera dan rakyat masih saja wacana air dan minyak
Politik picik yang mencekik tak peduli asal bisa naik. INI BANDIT !!!!
Mereka pemulung langit, tidak kah belajar bersama makara putih?
dia mengerti isi celah negeri dari masa ke masa
masa tatkala pencitraan hari ini tak ada beda dengan nasib Kebo Ijo ?
Setengah jam yang lalu
Keringat sudah mulai berontak, penghuni kampus riwa-riwi
Namun tak ada nama, sebagian lagi duduk di pelataran gazebo lain. Sudah ramai rupanya.
Samakah aku? Atau kau lupa budaya sapa?
Lima menit yang lalu
Suara adzan gelegar membentang kelopak di antara bayang siang
jam dua belasan rupanya
Tak terasa, tiga jam lamanya aku tertidur di pelataran Musala.
PANDU BUDAYA FIB UI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H