Buku elektronik ini tidak hanya menyajikan teks yang dapat dibaca oleh anak, tetapi juga melibatkan mereka dalam cerita melalui klik atau sentuhan di layar.
Hal ini tentunya bisa mengasah keterampilan motorik mereka sambil tetap menikmati cerita yang menarik.
Beberapa buku elektronik juga dilengkapi dengan fitur narasi suara, yang memungkinkan anak untuk mendengarkan cerita sambil mengikuti teks yang muncul di layar.
Ini dapat membantu anak-anak dalam mengenali kata dan memahami bagaimana cara membaca yang benar, sehingga mereka bisa belajar sambil bermain.
Buku elektronik interaktif juga dapat membawa cerita menjadi lebih imersif.
Misalnya, anak bisa mendengar suara latar belakang yang relevan dengan cerita atau mengklik gambar-gambar untuk memunculkan elemen baru dalam cerita, seperti karakter atau objek yang muncul dan bergerak.
Pengalaman seperti ini sangat menyenangkan dan membuat anak lebih tertarik untuk terus membaca.
3. Membangun Kegiatan Membaca dengan Media Sosial atau Blog
Selain aplikasi dan buku elektronik, teknologi juga bisa digunakan untuk memperkenalkan anak-anak pada dunia literasi digital yang lebih luas.
Salah satunya adalah dengan membangun kebiasaan membaca melalui platform media sosial atau blog yang dirancang khusus untuk anak-anak.
Saat ini, banyak platform seperti YouTube, Instagram, atau blog yang menyajikan konten bacaan untuk anak-anak, mulai dari review buku, cerita pendek, hingga kegiatan literasi yang dapat dilakukan di rumah.