Misalnya, coba ajak anak untuk membuat ekspresi wajah yang menunjukkan kebahagiaan, seperti tersenyum lebar, dan biarkan mereka melihat bagaimana wajah mereka berubah.
Setelah itu, coba ajak anak untuk menirukan ekspresi wajah yang menunjukkan kesedihan, seperti bibir yang melengkung ke bawah atau mata yang sayu.
Melalui aktivitas ini, anak-anak bisa belajar bahwa ekspresi wajah adalah refleksi dari perasaan yang mereka alami.
Dengan latihan ini, anak-anak akan lebih mudah mengenali perasaan mereka sendiri dan mulai lebih peka terhadap perasaan orang lain.
Selain itu, cara ini juga bisa dilakukan secara bergantian, di mana orang tua atau pengasuh membuat ekspresi wajah terlebih dahulu, kemudian anak mencoba menirukannya.
Dengan cara ini, anak-anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan sambil meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenali dan mengekspresikan perasaan mereka.
2. Cerita dan Pertanyaan tentang Ekspresi
Selain meniru ekspresi wajah, orang tua juga dapat menggunakan cerita atau pertanyaan untuk membantu anak mengenali ekspresi diri mereka.
Cermin bisa digunakan untuk memperdalam pemahaman anak mengenai berbagai perasaan yang dapat muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, setelah menceritakan sebuah cerita yang melibatkan berbagai perasaan, seperti kebahagiaan, ketakutan, atau kemarahan, ajak anak untuk berdiri di depan cermin dan bertanya, "Bagaimana wajahmu ketika kamu merasa seperti tokoh dalam cerita itu?"
Melalui pertanyaan ini, anak-anak tidak hanya belajar mengenali ekspresi wajah mereka, tetapi juga belajar untuk mengaitkan ekspresi tersebut dengan perasaan yang lebih dalam.