Sebagai orang tua, kita harus menanamkan pentingnya sikap sportif pada anak sejak dini.
Saat mengikuti lomba 17 Agustus, ajarkan mereka untuk selalu memberikan apresiasi kepada lawan, baik yang menang maupun yang kalah.
Katakan kepada mereka bahwa yang terpenting dalam sebuah lomba bukanlah siapa yang menang atau kalah, tetapi bagaimana kita menjalani lomba tersebut dengan semangat yang tinggi, penuh rasa hormat, dan tidak meremehkan orang lain.
Untuk memperkuat nilai-nilai sportivitas ini, kamu bisa memberikan contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, saat menonton pertandingan olahraga atau saat bermain game bersama keluarga, tunjukkan sikap yang sportif, seperti memberikan ucapan selamat kepada pemenang atau mendukung lawan dengan semangat yang positif.
Dengan melihat orang tua menunjukkan sportivitas, anak akan lebih mudah meniru sikap tersebut dalam lomba-lomba yang mereka ikuti.
Mengajarkan anak untuk menerima kekalahan dengan cara yang sportif juga dapat membentuk karakter mereka menjadi lebih dewasa dan berintegritas.
Ini adalah salah satu cara untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya belajar menang, tetapi juga belajar bagaimana menjadi orang yang baik saat kalah.
3. Memberikan Penghargaan untuk Usaha dan Proses, Bukan Hanya Hasil
Cara ketiga yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak menerima kekalahan dengan bijak adalah dengan memberikan penghargaan untuk usaha dan proses, bukan hanya hasil akhir.
Seringkali, anak merasa kecewa ketika mereka tidak memenangkan lomba, padahal mereka sudah berusaha sebaik mungkin.
Dalam hal ini, orang tua harus bisa menekankan pada anak bahwa usaha yang mereka lakukan jauh lebih penting daripada hasil akhirnya.