Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengudara Bersama Warung Tetangga

6 April 2016   11:42 Diperbarui: 6 April 2016   12:10 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengudara bersama Warung tetangga, demikianlah diniatkan judul tulisan ini.

Kayaknya, hemat Saya, judul yang asik untuk kanal jurnalisme warga di kompasiana.com. "IyESS sir, itu judul yang Bagus," Kata seorang teman chat di terowongan line yang Tak Boleh disebutkan namanya. Nama yang Tak dikenal tapi sangat penting kehadirannya di dunia literasi.

Kemarin siang saya pas menjemput Hafiz di Sanggar Anak Alam (Salam) yang bersebelahan Warung tetangga, Saya mendapat telpon nomor asing 021....pasti Jakarta batin Saya. Saya pun angkat telpon Sambil duduk di atas jok motor.

"Hallo, Saya Asrul dari kantor berita radio, Selamat siang mas David...."

"Siang, mas aasrul, Gimana ada kabar APA?," TanyaKu rada penasaran (mendung di udara).

" Gini mas David, Saya baca Beberapa postingan di kompasiana soal gerakan belanja di Warung tetangga atau pasar rakyat,...(gak kedengaran....)

"Ohh...Iya mas...", respon Saya gak terlalu antusias soalnya mandung makin tebal.

"Bisa telpon nanti 10 menit lagi mas Asrul....INI lagi jemput Anak Mau Hujan..."

"...Saya Mau Janjian mas David bisa Besuk siaran radio jam 9 pagi?...", rada Maksa hehe

"Bisa, Siap...,",( gak pakai Siap Gan), jawabku.

Saya pun tancap gas menuju jogokaryan melewati warung tetangga Mbok wo yang sangat dikenal Garda dan Hafiz, Dua laskar ababil asal jogokaryan. Ternyata belum Hujan....

Aku check WA masuk dari Asrul KBR Intinya Tema siarannya adalah seputar gerakan belanja di Warung tetangga....

Bagi saya sebagai penulis yang turut mempopulerkan kata kata warung tetangga ajakan siaran ini hal yang baik apalagi ini sesuatu yang baru bukan? ketika dosen kontrak yang Kontraknya sudah habis bisa mengudara bersama warung tetangga Hahahaha.

Saya pun teramat antusias siang kemarin itu dengan melanjutkan chat dengan pihak KBR untuk banyak Hal sehingga jadilah broad cast seperti yang Teman Teman baca INI:

Izin Share🎱gan~

Simak program ©Ruang Publik dengan tema gerakan belanja di warung tetangga dan Perlindungan Pasar Rakyat pada siaran di Kantor Berita Radio ( KBR, Jakarta) pada Rabu, 6 April 2016 jam 09.00 SD 10.00 wib.

Program ini disiarkan di 50 radio jaringan di Indonesia dan bisa streming melalui kbr.id dan di zeemi.tv. untuk DIY dapat di Simak di Unisi Radio dan radio Global.

Dengan narasumber tamu :

David Efendi ( Pegiat Urban Literacy Campaign @RumahBacaKomunitas)

&
Bapak Drs.. Ngadiran (Sekjend Asosiasi Pedagang pasar seluruh Indonesia--pusat)

Thanks for sharing this broadcast.

---belanja di warung tetangga adalah ibadah--

Web: http://m.portalkbr.com/

Broadcast "serangan" udara ini dimaksudkan untuk memberikan semangat pada pegiat Bela beli Warung rakyat di seantero nusantara. Siaran yang sangat Bersejarah ini juga menjadi penyemangat untuk terus menerus membangun tradisi kreatif dalam Mempromosikan gagasan mulia. Terlebih, kantor berita radio (disiarkan 600an radio seluruh Indonesia, didengarkan 10 jutaan mamusia , sumber dari portalKBR). Juga bisa diakses via streaming. Betul betul kanal yang berkemajuan.

Ini warungku, mana warungmu

Ada satu kesan tersendiri setelah 15 tahun tinggal di jogja mulai dari tinggal di terban yang sering belanja di warung tetangga tepat menghadapi masjid lokasi warungnya, lalu di sleman yang bertetangga dengan pasar rejodani, lalu di patangpuluhan juga bertetangga dengan pasar rakyat, dan terkahir di jogokaryan yang bertetangga dengan warung mbokwo yang sangat ramah pada anak anak Dan tetangga. Jogokaryan pun hanya 5 menit dari pasar tradisional, prawirotaman.

Ada Keasikan yang sangat luar biasa hidup di dekat pasar rakyat selama ini. Hubungan dekat saling kenal saling bertukar informasi adalah Hal Hal sederhana tapi penuh makna. Saya sendiri punya langganan di mana harus membeli lele, cabe, sayur dan hampir semua kita tahu di mana tinggalnya. Ada juga yang berasal dari tuban tak jauh dari tempat saya di Lamongan.

Banyak Hal yang Kita dapatkan di Warung tetangga dan pasar rakyat sebagaimana obrolan di kanal radio pagi ini yang tak pernah kita dapatkan di pasar modern yaitu pertama, soal hubungan manusiawi, saling membantu, memperkuat koperasi, saling menghargai dan bekerjasama, juga suasana kebudayaan asli yang mestinya kita junjung bersama.

Jadi, belanja ke warung tetangga tak sekedar mendapat barang tetapi juga makna keterikatan sosial. Saya rasakan banyak pula karena korban iklan toko modern Orang tak lagi ke pasar rakyat atau Warung tetangga karena ada stigma buruk terhadap Warung rakyat yang sengaja dihembuskan. Padahal ada banyak Hal baik dari pasar tradisional dan Warung tetangga. Kita perlu adil sejak dalam pikiran lalu pada perbuatan sehingga Kita Tak gampang memghukumi oasar tradisional sebagai sesuatu yang ketinggalan Zaman, bau, becek, mahal. Itulah tidak semua benar, dan juga memang perlu dibenahi sehingga Kita perlu terlibat.  Itulah arti Warung tetanggaku, bagaimana dengan warungmu? Semoga Semesta mendukung gerakan untuk kebaikan bersama. Perlu kesadaran #Gerakan sithik edhing untuk masyarakat kembali baik.

Terima kasih kantor berita radio di Jakarta dan teman teman Rumah Baca Komunitas yang telah membuat saya mengudara bersama warung tetangga. Sekian dan selamat siang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun