Banyak sekali yang asik di tulis hari ini seperti ingin menyelinap dalam labirin pengetahuan yang maha luas, namun aku terjebak pada jasad yang pengap pada gadget yang sekarat. Banyak keinginan, menjadi malapetaka sehingga banyak juga hal hal berguna aku lewatkan begitu saja.
Menulis memang bekerja untuk keadilan juga untuk keabadian namun kadang aku rasakan sudah banyak kata kata keadilan, Kemanusiaan, kebenaran dipahat saban pagi, siang dan malam hingga aku tak mengerti lagi apa itu artinya. Kosong itu berisi, berisi itu kosong. Ucap sebuah mantra.
Rasanya melihat Pergerakan manusia yang tak lelah belajar di kedalaman waktu. Langit yang redub, jalanan yang super ramai tak menyurutkan langka langka pasti pemuda kalibedog mendatangi majelis taklin kayaknya ikhwan Dan akhwat yang berhamburan mendatangi murabbi dalam ritual jamuan liqo.
Pemuda Kali bedog merasakan kudaban saban hari dengan menu " kanan kiri asik" seperti munir yang dicatat sejarah "kanan kiri merah hijau". Dinamika itu adalah perlambang nafas kehidupan.
Perubahan adalah simbol perlawanan yang terus menerus didamba, dijaga, dirawat, agar berbunga, berbuah Dan mengubah tembok menjadi pagar wewangian yang menghidupi banyak kumbang kumisan.
Dunia yang aku alami keseharian adalah dunia "Antara" atau "in between" jika kajian Gerry v Klinken menyebut eksistensi new meddle class. Sedikit beda, dunia Antara yang aku alami adalah Antara kenyataan yang dialami Dan ruang virtual yang penuh muslihat. Saya salut pada teman teman kalibedog yang hidupnya pada ruang "kenyataan" seperti cerita IBU flora Dari Komunitas IBU berkebaya, juga Lupet Dari Komunitas pemakai sarung tetangga, Dan Fauzan dalam dunia kuratorsip. Aku masih berada di Antara....
Ruang ruang socmed yang tak bermakna kadang kadang. Riuh rendah dialog membahana Dari group warung tetangga, sabda rakyat, joint, propaganda jogja, alumni ini alumni ITU. Menghujat Dan memuji ahokisme, wih...semua menyembul tanpa batas waktu ruang.
Dunia Antara bisa jadi ruang Sandi wara baru, ruang yang penting tapi tak nyata....
Entah berupa juta atau miliar detik kita habiskan untuk hal hal yang kita kira penuh makna, padahal tidak selalu. Tak ada yang absolut.
Setiap saat aku harus melayani japrian line, mengconfirm permintaan pertemanan, menghapus tag yang tak aku suka--sebagian karena kontain dewasa menengah...melayani pikiran liar hasrat melawan ruang ruang kenyataan yang menindas....banalnya suatu "kenyataan baru."
Brutalitas pembangunan yang mengubah bumi untuk manusia menjadi bumi untuk memperbesar keuntungan sambil mencekik lainnya...ITU kenyataan pahit bukan?
Apa yang bisa aku lakukan, Dan mungkin banyak orang bisa lakukan adalah membuat pernyataan kutukan sekuat mungkin tapi tidak asal bunyi. Perlu bumbu akademik provokatif, kadang asal tembak dulu untuk menggundang feedback untuk amunisi baru...desain ITU sangat powerful. Beruntung sekali ada desainer hebat seperti Arya Dan teman2 socmed. Satu desain biza menembak lebih banyak korban, menggundang lebih banyak follower di ruang "kenyataan baru"
 Menggelindingan wacana butuh Ketegaran, butuh daya tahan. Kreatifitas akan sangat mutlak untuk menjamin gagasan tetap segar Dan asik. Asik untuk calon follower....
Selama ini yang hobi pengarusutamaan wacana adalah semacam perusahaan kapitalistik, bin, densus 88, media, Dan kekuatan raksasa lain...manusia manusia kecil walau Baik seringkali hanya menjadikan obyek Dari wacana para typan para bromocorah jahat Dan terlaknat.
Mereka tabuh genderang, manusia kecil bertempur habis dengan musuh yang tak nyata lalu akhirnya membakar Rumah tetangga, tempat ibadah, melecehkan sesama,...
Mereka menonton kita, kita ditonton setiap waktu...
Bahkan gerak nisbi kita dipengaruhi mereka. Apa cerita semua ini? Di era yang orang merasa merdeka, merasa super berdaya Dan otonom ternyata hanyaLah kesemuan....
kenyataan yang makin banal menggerus kesadaran manusiawi, kenyataan yang hiperealitas memarikan jiwa merdeka Dan mengantarkan lebih banyak calon penghuni kubur terpenjarah di ruang antara.
Dan husnudzan saya, malaikat sedikit repot memasuki ruang antara-niat jahat niat baik tak jelas bedanya.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI