Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mendamba Jogja Kembali Baik

2 April 2016   07:00 Diperbarui: 2 April 2016   09:19 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto: kandidat Walikota independent (dok.joint2016)"][/caption]Sebagaimana yang beberapa tahun terakhir kita lihat, dengar dan rasakan, Kota Jogja saat ini mengalami penurunan kualitas pembangunan dan pelayanan publiknya. Banyak sekali keadaan yang sangat memprihatinkan. Tetapi, tentu saja prihatin saja tidak cukup. 

Munculnya ratusan ijin baru hotel yang menimbulkan kemacetan serta persaingan yang tidak sehat dan ijin pasar modern berjejaring yang sangat merugikan ekonomi masyarakat kebanyakan, menunjukkan contoh kecil tapi nyata, bahwa Kota Jogja dikelola oleh sistem pemerintahan dan birokrasi tanpa landasan visi misi serta implementasi program yang jelas dan tanpa keberpihakan pada masyarakat banyak.

Yang membuat banyak orang semakin miris, pemangku kebijakan kota saat ini lebih banyak melayani partai pengusung dan pendukung saat Pilkada terdahulu sebagai pemenuhan “deal kontrak politik” daripada melayani masyarakat banyak. Bahasa lain, Walikota yang diusung partai kehilangan otonomi, kehilangan upaya untuk melayani warga dan terjebak pada situasi politics as bussiness as usual~kepemimpinan yang dikendalikan ruh jahat ketimbang ruh kebaikan.

Melihat kondisi tersebut diatas yang sudah menjadi kegelisahan sangat Besar warga masyarakat telah menginisiasi muncullah sebuah gerakan rakyat JOINT (Jogja Independent) dalam hadapi suksesi Walikota Jogja tahun 2017.

Gerakan ini yang saya tahu berisikan banyak elemen masyarakat,  sebagai suatu jalan lain Mencari pimpinan berlandaskan Moral, Edukasi dan Politik yang Bermartabat untuk mengembalikan Kepemimpinan Kota Jogja sebagai representasi kepentingan Masyarakat Jogja.

Salah satu langkah konkrit dari gerakan ini adalah dengan mengusung Calon Walikota dan Wakil Walikota melalui Jalur Independent yang mana bakal calon diseleksi langsung oleh masyarakat melalui Tim Konvensi yang berisi orang-orang terpilih secara kompeten, representatif, berintegritas dan bertanggung jawab.Salah satu Anggota merangkap ketua Tim konvensi adalah Busyro Muqoddas (mantan ketua KPK).

Sebagai wujud rasa tanggung jawab, handarbeni dan kepedulian kita terhadap Kota Jogja tercinta, mari satukan langkah untuk berjuang bersama JOINT mewujudkan Kota Jogja untuk kembali baik, dengan kecerdasan, kemandirian dan kebersamaan seluruh elemen perubahan di Kota yang pernah dijuluki sebagai kota republik. Kota perjuangan untuk menjadi ibukota di Saat krisis politik.

Salah satu gagasan menjadikan kota Yogyakarta sebagai kota berperadaban Unggul adalah dengan membangun kota yang berkebudayaan

Menurut Saya, tidak boleh pembangunan itu mengancam masyarakat yang selama ini menghidupi kota. Hadirnya perpustakaan 24 jam itu jauh lebih urgen ketimbang kehadiran toko modern, hotel, yang dapat beroperasi 24 jam non stop. Ini kota pelajar, kota pendidikan bukan kota swalayan.

Begitu juga keberadaan pasar tradisional, Warung tetangga yang teLah menjadi bagian dari kebudayaan, peradaban manusia jawa atu Yogyakarta. Ini adaLah konstribusi yang Tak bisa disepelekan akan kehidupan ekonomi yang berkelanjutan. Jangan ada Pemkot yang menuhankan toko modern sebagai alat ungkit atau katrol pertumbuhan ekonomi.

Kebudayaan sebagai pangkal Tolak pembangunan. Ada keberpihakan yang nyata pada manusia sehingga tidak terlalu banal untuk membangun hotel, mall, apartemen, swalayan modern yang justru malah memingirkan rakyat.

Gerakan ini secara teoritis adalah gerakan yang sangat bisa dibenarkan bukan dalam konteks deparpolisasi tetapi lebih pada citizen engagment dalam proses berdemokrasi. Ya, dalam prosedur demokrasi ada substansi demokrasi, artinya pesta demokrasi "pemilu" tidak hanya sekedar entertaint "pencitraan terhadap aktor" tapi proses demokrasi mampu melahirkan ikatan emosional antara pemimpin dengan yang dipimpin shg lahir dialektika ketika proses kepemimpinan itu berlangsung atau "menemukan hikmah kebijaksanaan" yang harus dijadikan komitmen bersama sebagai "kontrak politik", itulah hakekat demokrasi atau substansi demokrasi yg mengandung unsur unsur mutual trust " kepercayaan", kerakyatan, kebijakan & musyawarah dan "konsensus".

Keberadaan Walikota yang direkruit dari jalur independent memungkinkan memenuhi kriteria di atas. Peluang sangat Besar terbuka walau juga ada tantangan Saat harus bermitra dengan DPRD yang isinya sebagian adalah fundamentalis politisi parpol. Orang orang yang menjadikan politik sebagai mata pencaharian.

Kabar Terakhir dari gerakan mencari Walikota ini adalah bahwa setelah ditutup pendaftaran Bacalon dari Walikota Dan calon Walikota Joint telah terdaftar 15 kandidate berikut nama dan latar belakangnya:
1. GARIN N (SUTRADARA)
2. EMMY YUNIARTI (PENELITI)
3. AKHYARI HANANTO (NGO)
4. ADRIE PRIMERA NUARY (KARYAWAN SWASTA)
5. H MARTHA HAENRY (PENGUSAHA)
6. ESHA SATYA SAMJAYA (WIRASWASTA)
8. SITI RUHAINI DZUHAYATIN (WR 3 UIN SUKA)
9. HAMBAR RIYADI (DIREKTUR ANAK WAYANG IND)
10. LUSY LAKSITA (MC,PENYIAR,TRAINER)
11. ROMMY HERYANTO (KONSULTAN,PENDAMPING UMKM)
12. TITOK HARYANTO (PENELITI,MANTAN KPUD)
13. FITRI PAULINA ANDRIA (PNS INSPEKTORAT KOTA JOGJA)
14. DR.IR.R.R.H. TRANSTOTO HANDADHARI (MANTAN DIR PERHUTANI)
15. ARBHAK YHOGA WODODO (PNS dulu staff Pemkot Jogja ,pindah Ke Batang )

Semoga Jogja benar benar kembali baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun