Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrasi Dipersengketakan

1 April 2016   08:27 Diperbarui: 1 April 2016   08:38 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 
Dan suka tidak suka hanya dengan mengempur para taipan itu dengan isu Ras, dan Pribumi , menjadi alat pertarungan, dan itu buat Pribumi sah saja sebab negara ini yang mendirikan kaum Pribumi, ketika terjadi amandemen UUD 1945 kaum pribumi di pinggirkan dengan di ganti nya Presiden orang Indonesia Asli diganti dengan Presiden adalah Warga Negara. Disinilah banyak yang tidak mengerti apa itu Bangsa, apa itu Rakyat dan apa itu Warga negara. Disinilah sebenar nya aliran pemikiran Ke Indonesiaan di koyak-koyak, dengan di amandemen nya pasal 1 ayat 2 sesungguh nya negara ini sudah bukan negara Yang di Proklamasikan, bukan negara yang berdasarkan Pancasila, dan jelas bukan negara yang sesuai dengan Preambul UUD 1945."

Pandangan 2, pancasilais

"Demokrasi Pancasila adalah demokrasi deliberatif yg syah bahkan menduduki posisi yg terhormat krn lbh tinggi derajadnya dari sekedar konsensus atau kompromi (apalagi demokrasi menang kalah "voting" ?)

Dibalik demokrasi pancasila ada unsur kerakyatan, kekeluargaan, gotong royong, perwakilan, musyawarah & mufakat utk melahirkan hikmah kebijaksanaan.

Utk melahirkan hikmah kebijakan diperlukan insan-insan yg bijak utk mewakili rakyat yg dipilih dari rakyat, oleh rakyat, utk rakyat.

Insan bijak dipersyaratkan berke-Tuhan-an YME, humanis (adil & beradab), cinta persatuan, senang bermusyawarah, ahli dlm bidangnya, aspiratif serta mampu mengagregasikan maupun mengartikulasikan kepentingan yg diwakilinya agar tercapai keadilan sosial bg seluruh rakyat indonesia.

Sayang, pasca kemerdekaan bnyk profesor yg gagal paham dg konstruksi kebangsaan yg dibangun & diamanahkan founding father shg mengamandemen uud '45 tanpa mempertimbangkan hak rakyat utk menyetujui atau tdk setuju "referendum"..?!"

Pandangan 3 ( Evaluatif)

Yang perlu kita pahami adalah apa itu Ke Indonesia-an, Indonesia adalah bangsa Di lahirkan baru Negara nya di bentuk, disinilah aliran pemikiran pendiri bangsa itu mulai mengalir, apa itu aliran pemikiran ke Indonesia-an, Indonesia sejak perjuangan nya adalah anti Penjajahan, bahkan alenea pertama didalam pembukaan di sebutkan Penjajahan harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan Perikemanusiaan dan peri keadilan .

Penjajahan lahir dari Kolonialisme, Imperalisme, Kapitalisme, Liberalisme yang sumber nya adalah Individualisme, maka Pendiri bangsa ini membuat antitesis dari semua itu yang kita sebut Pancasila.

Jadi Demokrasi Liberal Pilsung Pilkadal adalah pengkhianatan terhadap Pancasila. jarang yang mengerti soal aliran pemikiran ini termasuk Abdila Toha , beliau tidak memahami derajat dasar negara Pancasila, dianggap nya menganti dasar negara Pancasila dengan Demokrasi Liberal segampang membalik tangan. Bangsa ini punya cara-cara sendiri bagaimana berdemokrasi, bahkan semua bangsa di dunia ini punya cara-cara berdemokrasi, Jepang punya cara sendiri tentu beda dengan model Ingris, tentu beda dengan demokrasi model Singapura, tetapi ketika kita bicara Demokrasi Indonesia maka Indonesia harus demokrasi Liberal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun