Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Money

Banyak Gerakan, Satu Harapan

31 Maret 2016   16:11 Diperbarui: 31 Maret 2016   19:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada Dua gerakan yang ingin Kami jual pada orang orang baik di muka bumi yaitu gerakan Belanja di warung tetangga dan gerakan belanja di pasar tradisional. Kira kira begini ajakan Kami. Mohon diberikan masukan.[caption caption="Poster urbanliteracycampaign"][/caption]

 

#GerakanBelanjaDiWarungTetangga

Salah satu spirit kami adalah bahwa, "siapa saja dapat menjadi bagian dari gerakan belanja di Warung tetangga" ini. Tanpa melihat siapa Kita, Kita sedang membela kehidupan bersama.

Gerakan kultural tanpa batas tanpa struktur shg setiap orang bisa ambil bagiannya masing masing Sesuai kemampuannya. Banyak orang baik dapat berperan dalam gerakan belanja di Warung tetangga ini. Misal, personal Akademisi bisa sharing hasil Riset, jurnalist bisa mempublish banyak hal positif dari gerakan moral ekonomi ini mahasiswa bisa berdiskusi dan berbelanja di warung tetangga.

Bagi saya ini adaLah perlawanan damai terhadap dominasi pasar modern. Ini juga merupakan Bentuk perlawanan kreatif masyarakat memihak budAyanya~budaya menghargai serta tenggang rasa sesama, pedagang warung yang ada di sekitar kita.

Ini adalah bentuk nyata kesetiakawanan sosial kita. Kalau Kita sakit atau meninggal tetanggalah yang akan memuliakan Kita bukan pemilik toko modern berjejaring itu....

Kalau bukan Kita, siapa yang peduli pada warung di tetangga Kita. Mari kita cintai sesama dengan menggembirakan warung tetangga di sekitar Kita.

 

#GerakanBelanjaDiPasarTradisional

Banyak orang mengutuk pasar tradisional kumuh, bau, Dan Kotor tapi Tak berbuat APA pun untuk ITU. Mari Kita dorong semua pihak bekerja membantu memperbaiki.

Banyak orang mengatakan pasar tradisional Kotor bau sehingga Punya alasan untuk berpindah alih menjadi pelanggan pasar toko modern. Kalau ada kenyataan buruk Kita kutuk, tapi Tak sadar telah menjadi korban iklan media bahwa yang modern Selalu bersih yang tradisional Selalu dipersepsikan buruk. Secara Tak sadar Kita menghukum Pedagang pasar yang berjuang tiap waktu. Mereka jikalau Memang ada di pasar bau, lalu Kita Hukum dengan tidak berbelanja ke pasar rakyat. Apa Salah Pedagang di pasar tradisional? Mari Kita peluk erat kehadirannya. Kita Cintai bersama karena mereka adalah saudara Kita

Jangan sampai, toko modern yang Menjual kenyamanan dengan mengambil hak pejalan kaki, mematikan Warung tetangga ITU Kita Bela, Kita muliakan...Kita belanja ke pasar rakyat adalah tindakan sosial sementara memperkaya pengusaha konglometat toko modern adalah tindakan asosial~karena aktifitas ITU Tak ada interaksi sosialnya.

Kawan yang baik, Ingat pesab luluhur bahwa "Kita Tak mungkin berdamai dengan Perampok yang menguras Isi rumah Kita.", Kata Tan Malaka.

Kalau President Sukarno melihat banyaknya toko Dan swalayan modern berjejaring, Dia kira kira akan berkata yang Sama seperti yang pernah Dia katakan:

""Tapi ketika tiba waktumu untuk berjuang ketahuilah bahwa musuh yang kelak akan kau hadapi adalah bangsamu sendiri yang terbuai akan pola-pola hidup kaum Nekolim yang tak lain tak bukan adalah para pribumi yang tega menindas bangsanya sendiri. Maka berpihaklah kepada amanat penderitaan rakyat"

Mari Bung, Mari REBUT JOGJA KEMBALI !

Mari Bung, Mari BANGUN JOGJA BAIK KEMBALI!

Mari, Kita perkuat Kebiasaan belanja di pasar rakyat, di pasar tradisional, Dan Warung tetangga. Jogja istimewa karena pasar rakyat dan Warung tetangganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun