Banyak orang mengatakan pasar tradisional Kotor bau sehingga Punya alasan untuk berpindah alih menjadi pelanggan pasar toko modern. Kalau ada kenyataan buruk Kita kutuk, tapi Tak sadar telah menjadi korban iklan media bahwa yang modern Selalu bersih yang tradisional Selalu dipersepsikan buruk. Secara Tak sadar Kita menghukum Pedagang pasar yang berjuang tiap waktu. Mereka jikalau Memang ada di pasar bau, lalu Kita Hukum dengan tidak berbelanja ke pasar rakyat. Apa Salah Pedagang di pasar tradisional? Mari Kita peluk erat kehadirannya. Kita Cintai bersama karena mereka adalah saudara Kita
Jangan sampai, toko modern yang Menjual kenyamanan dengan mengambil hak pejalan kaki, mematikan Warung tetangga ITU Kita Bela, Kita muliakan...Kita belanja ke pasar rakyat adalah tindakan sosial sementara memperkaya pengusaha konglometat toko modern adalah tindakan asosial~karena aktifitas ITU Tak ada interaksi sosialnya.
Kawan yang baik, Ingat pesab luluhur bahwa "Kita Tak mungkin berdamai dengan Perampok yang menguras Isi rumah Kita.", Kata Tan Malaka.
Kalau President Sukarno melihat banyaknya toko Dan swalayan modern berjejaring, Dia kira kira akan berkata yang Sama seperti yang pernah Dia katakan:
""Tapi ketika tiba waktumu untuk berjuang ketahuilah bahwa musuh yang kelak akan kau hadapi adalah bangsamu sendiri yang terbuai akan pola-pola hidup kaum Nekolim yang tak lain tak bukan adalah para pribumi yang tega menindas bangsanya sendiri. Maka berpihaklah kepada amanat penderitaan rakyat"
Mari Bung, Mari REBUT JOGJA KEMBALI !
Mari Bung, Mari BANGUN JOGJA BAIK KEMBALI!
Mari, Kita perkuat Kebiasaan belanja di pasar rakyat, di pasar tradisional, Dan Warung tetangga. Jogja istimewa karena pasar rakyat dan Warung tetangganya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI