Memerangi kesewenang-wenangan dan ketidakadilan sosial sepanjang sejarah kemanusiaan selalu menjadi tema yang menarik dan penting dalam setiap pemikiran dan konsepsi tentang kemasyarakatan di masa kini dan nanti.[caption caption="Poster perlawanan (karya dwiyoga)"][/caption]
Hari-hari ini di Yogyakarta berlangsung perlawanan atas kesewenang-wenangan dalam berbagai bentuk; pendirian hotel, mall, dan apartemen yang menjamur, perilaku sewenang-wenang pengendara MoGe, pendirian toko modern berjejaring yang masif yang banyak mematikan toko-toko kelontong lokal.
Tindakan perlawanan itu bentuknya beragam. Dilakukan oleh individu-individu yang tak hanya peduli namun juga berani dengan menggunakan cara-cara yang kreatif. Diantaranya Elanto Wijoyo, Dodok Jogja Ora Didol. Perlawanan mereka menyeru kesadaran banyak warga bahwa perlawanan itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Panggilan untuk mewujudkan hidup bersama yang lebih baik menjadi benang merah yang menjahit kebersamaan orang-orang yang melawan.
Tadi Malam di Rumah Baca Komunitas Beberapa Komunitas dan individu mendiskusikan perlawanan-perlawanan kreatif yang bisa dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan. Sharing semalam sangat asik Dan Inklusif difasilitasi Lupet yang merupakan pegiat literasi di pojok batca Dan RBK. "Ini ruanh bersama,, "seperti Biasa, siapapun dapat tempat kesempatan berbicara", Kata Lupet. Ini yang kemudian disebut sebagai model perlawanan yang inklusif. Jenis pwrlawanan yang karakternya mudah ditiru, murah, sederhana, Punya pesan edukatif,Dan jauh dari kekerasan.Â
Cerita atau praktik tindakan kreatif perlawanan ala Elanto menghadang brandalisme motor Gede dengan sepeda Dan seorang diri bermakna penting yaitu karakter non kekerasan serta Tak memberikan peluang kelompok yang dihadang Melakukan kekerasan lantaran pasti kelompok terhadang Harga dirinya jatuh Jika harus Melakukan kekerasan pada pengendara sepeda ontel seorang diri. Ini tindakan yang asik Dan Tak beresiko Besar dalam konteks Yogyakarta. Dodok dengan aksi mandi bungah, mandi tanah adalah peristiwa yang Punya karakter Mirip dengan penghadangan moge.Â
Perlawanan individu yang banyak Tak terorganisir Punya peluang akan sampainya pada edukasi masyarakat. Tentu saja, ada juga konteks dimana perlawanan harus juga memperhitungkan kekuatan massif pengikut untuk menjamin keberlanjutan Aksinya. Tantangan aksi perlawanan di era demokratis justru muncul dari diri sendiri, orang dekat, Dan segala Bentuk penggembosan, pengaburan makna atau nilai perjuangan yang dilakukan warga Biasa sendiri. Berbeda dengan perlawanan pada rezim otoriter, Jelas siapa musuh siapa kawan.Â
Â
Siapa saja dapat terlibat Dan bIsa Melakukan perlawanan. Bahkan, tanpa Kata perlawanan. Salam kreatif Dan jangan lupa Melakukan tindakan yang berguna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H