Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tindakan-Tindakan Kreatif Perlawanan

16 Maret 2016   02:31 Diperbarui: 16 Maret 2016   03:25 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praktik perlawanan tanpa kekerasan ini dipraktikkan secara luas di dunia seperti Anna Hazare di India yang melawan korupsi dengan puasa yang membuat solidaritas luar biasa. Jutaan manusia bergabung, turut berpuasa. Jadi, sebenarnya tindakan non-violence resistance (perlawanan tanpa kekerasan) ala mandi pasir, mandi kembang, menghadang moge, menebarkan kesadaran akan pentingnya ruang publik ala Elanto ini dapat membangkitkan kekuatan citizen & netizen untuk menyuarakan kebenaran.

Keberhasilan tentu saja debatable ukurannya. Saya sendiri lebih melihat keberhasilan perlawanan kretif ini diukur dari sisi internal (apakah bertahan, solid, nilai yang diperjuangkan semakin mantab dipahami pengikutnya) dan sisi eksternal melihat obyek yang mengalami transformasi seperti penghentian pembangunan hotel, penyegelan. penyitaan, penyerahan diri, kemenangan di persidangan, dan mendapatkan semakin besar dukungan publik terkait isu/kasus yang sedang diperjuangkan.

Salah satu kesalahan terbesar dalam melihat perlawanan sipil adalah bahwa demonstrasi jalanan dan aksi pendudukan akan mengubah keadaan secara signifikan(Chenoweth) karena gerakan ini membutuhkan taktik yang tepat (Gene Sharp dalam demokrasi tanpa kekerasan). Sebaliknya, menurut teori setidaknya tiga tahun sebuah gerakan rakyat dapat diidentifikasi perubahannya. Kampanye brutalisme malah butuh banyak tiga kali waktu lebih lama. Sejarah dunia menunjukkan bahwa civil resistance campaigns cenderung berhasil ketika mereka membangun kuantitas dan kualitas pengikut, taktik yang dipilih melalui seleksi, loyalitas, disipilin dalam tindakan non-kekerasan, dan keahlian mengurangi resiko. Semua ini memerlukan waktu, pengorganisasian gagasan, persiapan, dan juga bayangan perubahan di masa yang akan datang.

[Bukan] kesimpulan

Taktik berbeda dengan strategi. untuk menggaransi keberhasilan tak pernah gampang di dalam misi perlawanan sipil atas kuasa politik atau kuasa pasar. Selalu ada dinamika, pembelajaran, korban, dan kebangkitan dari perlawanan tersebut. Ini adalah seni melakukan negosiasi (bisa saja), atau seni memaksimalkan tuntutan (dengan kesediaan menerima apa yang mungkin didapatkan). Erica Chenoweth menuliskan:

“Effective civil resistance involves a number of skillfully sequenced moves that increase broad-based, diverse participation, allow participants to avoid repression, and lead regime loyalists to defect. Without a broader strategy based around these steps, sit-ins can end in catastrophe.”

Katanya, perlawanan efektif itu membutuhkan skill yang hebat untuk menarik dukungan besar, dapat mengindarkan pengikutnya dari tindakan brutal dan menjadikan ‘musuh’ menyerah. Tanpa taktik kreatif upaya pendudukan hanya akan berakhir pada penumpasan atas gerakan. Dalam rezim demokratis, kesalahan startegi sangatlah mungkin akan lebih awal dikalahkan. 

Dalam beberapa kajian dari tahun 1900 -2006 mengenai gerakan rakyat yang dapat dikategorikan sebagai “popular movement” yang dengan menggunakan satu metode perlawanan dapat berhasil. Saya kira inilah kekuatan baru yang dapat dimengerti bersama tentang betapa sebuah perlawanan yang efektif itu mensyaratkan keberanian, ketegaran, non-kekerasan, kreatifitas, dan ketahanan. Jadi apa yang dilakukan Elanto ini punya kontribusi serius bagaimana cara cara perlawanan: taktik, metode, dan spirit nilai yang dimiliki dapat mengawetkan sebuah perlawanan yang menjadikan para #pembunuhJogja tak nyenyak tidur. Katakanlah wahai warga jogja: I am not Fine!

 

Bacaan: 1, 2, 3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun