Mohon tunggu...
David Efendi
David Efendi Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat Kader Hijau Muhammadiyah

seorang warga biasa-biasa saja. Ingin berbagi sebagai bagian upaya memberikan arti hidup small act of Kindness. Pegiat Perpustakaan Jalanan Rumah Baca Komunitas yang memberikan akses bacaan, pinjaman buku tanpa syarat dan batas waktu. Belajar apa saja sebagai kontributor di www.rumahbacakomunitas.org

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apa Salahnya Pasar Modern Berjejaring?

14 Maret 2016   08:17 Diperbarui: 14 Maret 2016   13:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar diambil atas izin pembuat Dwiyoga"][/caption]Memang melawan kekuatan kapitalis global dianggap gila oleh sebgaian orang, anggapan masyarakat selama ini melawan kapitalis sama saja halnya menhantarkan nyawa dalam kesusahan belaka, sehingga tidak susah kita menemukan selentingan dari masyrakat yang berkomentar masa bodoh dengan permasalahan yang sangat dekat dengan kehidupannya, termasuk permasalahan mengguritanya Toko Modern Berjejaring (TMB), 

Selama ini masyarakat menganggap lumrah dengan banyaknya Toko Modern Berjejaring bermunculan, tentu Toko Modern Berjejaring yang dimaksud di sini adalah Toko Modern skala nasional, bukanlah swalayan lokal yang dikelola oleh koperasi atau paguyuban masyarakat, justru swalayan yang dikelola koperasi, pasar tradisonal, dan warung rakyat harus diperjuangkan sampai titik darah penghabisan, karena membiarkan Toko Berjejaring menggurita sama halnya membunuh wong cilik secara perlahan.

 

Toko Modern Berjaring selama ini sama halnya seperti vampire di cerita cerita rakyat Bangsa Eropa yang terus akan menghisap korbannya sampai sekarat, begitupun dengan Toko Modern Berjejaring yang akan terus menghisap sampai ke akar-akarnya.

 

tadi malam saya menerima broadcast seperti ini:

 

#SabdaRakyatJogja
#tutupswalayanpenipu

Ajakan ramah lingkungan ditipu pasar modern

Mari melawan bung, kita tegakkan akal sehat kita. Jangan pernah berdamai dengan rampok yang menghabisi isi Rumah kita. Rampok itu pasar modern. Hari ini, kita saksikan mereka keruk uang rakyat dengan menjual kresek atas nama ramah lingkungan Dan aturan pusat. Perizinan mereka tipu, warga disuap, regulasi divandal dimana mana untuk mendirkan toko kok sekarang menegakkan regulasi ramah lingkungan dengan jualan plastik.

Ayo lawan!!

Coba kita hitung sja plastiik segitu 200 rupiah. Andai tiap mart ada 1000 org belanja tiap hr. Dan ber asumsi di slman sda 300 mart2. Maka belanja plastik = 200 rupiah x 1000 org. Jadi 200 000x30 hr= 6 jt
 Dikalikan 300 mart2= 1,8 m per bulan. Setahun=21,6 milyar utk belanja plastoik. Utk tiap kabup dgn asumsi 300 tmb. Hem beaya plastik sungguh besar dibebankan ke rakyat. Dan yg dpt untung toko2 itu. Harusnya sbg bentuk pelayanan toko2 itu yg harus nanggung. Malangnya desaku. Duitnya dihisap. Masih dibebani plastik. Barang bosok plastik tetap di desa2. Malangnya nasib bangsaku.

Saya kira broadcast keras ini memperlihatkan salah satu kekalahan besar yang terus dilakukan oleh pelaku usaha toko modern berjejaring. Harusnya mereka sadar, bahwa rakyat marah.

Niat ramah lingkungan malah jadi Bahan mengeruk uang. Pemerintah bodoh, poebisnis licik. Ya ini! Kemarahan kita harus disatukan. Pengusaha Dan pemerintah, waspadalah jika rakyat marah.

Berjuang memang tidak semudah membalikan telapak tangan, tentu harus melewati banyak proses, pengorbanan dan rintangan, terlebih berjuang melawan kekuatan global yang sangat besar tentu harus melibatkan banyak golongan. Mengembalikan kekuatan ekonomi rakyat kemandirian rakyat, mutlak harus dilakukan dengan melakukan kampanye-kampanye sampai ke bawah, karena ketika masyrakat sudah satu visi dan teroganisir dengan baik perjuangan penguatan ekonomi rakyat tentu akan lebih mengena. Keberadaan Toko Modern Berjejaring memang cukup meresahkan bagi pelaku-pelaku ekonomi kecil, karena niscaya mereka akan tergusur dan hanya menjadi penonton berjayanya kapitalis penjajah kedaulatan ekonomi rakyat di tanahnya sendiri. 

Berkembangnya Toko Modern Berjejaring tentu di latar-belakangi semakin banyaknya masyarakat yang berpindah dalam proses transaksi jual beli dari warung rakyat/ pasar tradisonal ke Toko Modern tanpa mereka sadari hal tersebut sedikit banyak berkontribusi meruntuhkan perekonomian rakyat saudara saudaranya, sehingga mengembalikan kesadaran kemanusian kita keniscyaan yang harus dilakukan karena ekonomi rakyat berdaulat, maka bangsapun akan ikut berdaulat. Terlepas dari itu peran pemerintahpun patut ditanyakan dalam kasus menghegemoninya Toko Modern Berjejaring di hampir seluruh daerah di Indonesia, dari kota sampai pelosok desa, sudah bisa dipastikan ada berdiri Toko-toko ini. Keberadaan pemerintah memang sedikit di pertanyakan dalam penataan Toko-Toko modern berjejaring ini, bukannya Negara kita menjamin dalam pembukaan UUD 1945 akan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, tentu melindungi masyarakat dari kapitalis global juga harus dilakukan. 

Pertanyaannya sudahkan aparatur negara mengimplementasikan amanat UUD tersebut?, memang dalam Peraturan sudah jelas bagaimana pemerintah mengatur dan mengelola TMB selama ini, tapi fakta di lapangan bertolak belakang dengan peraturan yang ada, masih banyak pelamggaran-pelanggaran yang tidak jelas penyelesaiannya.

Kita memang sulit jika melawan secara sporadis terhadap kapital-kapital ini, hal yang harus kita lakukan semua adalah melawan dengan tindakan kecil, tunjukan keberpihakan kita terhadap perekonomian rakyat, jangan sampai kita menjadi salah satu penyumbang runtuhnya kedaulatan ekonomi rakyat, jangan malu untuk berbelanja di pasar tradisonal, belanja di warung tetangga karena cara kecil itu jika dilakukan oleh banyak orang sudah bisa dipastikan mampu menekan spora-spora kapitalis ini berkembang. Mari kita semua menjadi bagian dari gerakan belanja di pasar dan warung rakyat, boikot Toko Berjejaring illegal yang meresahkan, karena rakyat bersatu tak bisa dikalahkan, rakyat berdaulat dengan ekonomi kerakyatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun