Di samping itu, para pemilih PPP, PAN, dan PKB tidak memiliki hubungan emosional -untuk tidak mengatakan tidak cocok- dengan kader partai sangat kanan yang mengusung Anis. Bahkan agresifitas kader PKS yang terus menerus memperluas pengaruhnya oleh kelompok ini dianggap telah "mengganggu".
Lebih lagi setelah FPI yang serba syar'i dan memimpin demo ternyata mendukung dan memilih Anis, maka semakin tidak mungkin pendukung AHY memberikan suaranya kepada Anis. Hal ini gampang dimengerti; tentunya kubu AHY yang telah memprakarsai dan kata kabar ikut membiayai gerakan anti penista agama oleh FPI, juga telah pergi umrah bersama dengan para "ulama"nya merasa dikhianati.
Jangan lupa pula bahwa, PPP, PAN, dan PKB adalah partai kualisi yang mendukung pemerintahan presiden Jokowi dan mempunyai menteri di kabinet. Sementara Ahok diusung oleh partainya Jokowi dan mesti tidak vulgar, Jokowi juga mendukung Ahok. Maka mengalihkan pilihan kepada Ahok diibaratkan "balik kampong". Itulah maksud AHY menelepon Ahok.
Selamat untuk warga DKI yang mengerti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H