Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

AHY Menelepon Ahok

17 Februari 2017   19:06 Diperbarui: 17 Februari 2017   19:10 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di samping itu, para pemilih PPP, PAN, dan PKB tidak memiliki hubungan emosional -untuk tidak mengatakan tidak cocok- dengan kader partai sangat kanan yang mengusung Anis. Bahkan agresifitas kader PKS yang terus menerus memperluas pengaruhnya oleh kelompok ini dianggap telah "mengganggu".

Lebih lagi setelah FPI yang serba syar'i dan memimpin demo ternyata mendukung dan memilih Anis, maka semakin tidak mungkin pendukung AHY memberikan suaranya kepada Anis. Hal ini gampang dimengerti; tentunya kubu AHY yang telah memprakarsai dan kata kabar ikut membiayai gerakan anti penista agama oleh FPI, juga telah pergi umrah bersama dengan para "ulama"nya merasa dikhianati.

Jangan lupa pula bahwa, PPP, PAN, dan PKB adalah partai kualisi yang mendukung pemerintahan presiden Jokowi dan mempunyai menteri di kabinet. Sementara Ahok diusung oleh partainya Jokowi dan mesti tidak vulgar, Jokowi juga mendukung Ahok. Maka mengalihkan pilihan kepada Ahok diibaratkan "balik kampong". Itulah maksud AHY menelepon Ahok.

Selamat untuk warga DKI yang mengerti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun