Seminggu yang lalu, saya menghabiskan waktu di perjalanan. Selama seminggu tanpa istirahat, sungguh melelahkan. Bengkalis-Pekanbaru-Jakarta-Medan-Pekanbaru, barulah kembali ke Bengkalis. Orang kampung seperti saya, yang tidak pernah pergi ke luar kota, perjalanan jauh itu ternyata, serasa siksa. Benar juga kata nabi Muhammad alSafaru  Qith'atun min al'Azab.
Saya beyukur, ada satu peristiwa yang menyenangkan. Ketika penerbangan Jakarta-Medan, mendapat tempat duduk nomor 21D. Tepat sebelah kanan nomor 21E, ada anak gadis kecil. Di sebelahnya lagi 21F, ibunya. Dan di samping kanan tempat duduk ibu itu ada kaca tertulis "exit/keluar".
Tetapi yang menyenangkan bukan anak gadis kecil itu, atau ibunya yang cantik dan masih muda -walaupun tidak dinafikan bahwa, keduanya menyenangkan, tetapi yang akan saya ceritakan adalah diskusi keduanya tentang tulisan "exit/keluar".
Pembicaraan mereka tentang tulisan itu membuat mataku tidak bisa terpejam. Padahal, kebiasanku ketika dalam perjalanan adalah tidur. Karena anak kecil itu dengan suara agak keras mempertanyakan tulisan itu kepada ibunya. Begitupun ibunya, memberikan penjelasan yang membuatku harus ikut berfikir, sambil sesekali melihat wajahnya tersenyum.
"Mengapa kaca di samping kanan bangku kita ada tulisan "exit/keluar", sedangkan yang lain, di sebelah kanan dan kirinya tidak ada tulisan," suara anak itu dengan sangat polos bertanya kepada ibunya, sambil mengacungkan jari telunjuk kanannya ke arah tulisan, sebagai penegas.
"Memberitahu penumpang bahwa itu pintu," jawab ibunya menjelaskan.
"Mengapa yang sebelah kanan dan kirinya tidak ditulis juga?"
"Yang tidak ditulis itu bukan pintu?"
"Bukankah bentuknya sama?"
"Bentuknya sama, tetapi tulisan itu menunjukkan bahwa, ia memiliki makna dan kegunaan yang berbeda."
"Apa perbedaannya?"