Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Murtad 1

27 Maret 2015   11:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebutan untuk yang immanent atau transendent berbeda-beda. Tetapi secara umum sama: Tuhan. Adapun secara spesifik, setiap agama memiliki sebutannya sendiri.

Islam menyebut tuhannya Allah (الله), berasal dari bahasa Arab اله, berarti (t)uhan, dan ditambah ال (alif dan lam ma'rifah), artinya yang tertentu. Dengan demikian Allah adalah tuhan yang tertentu. Untuk membedakan tuhan yang tertentu dengan tuhan yang lain, maka Allah ditulis dalam terjemahan dengan (T)uhan, menggunakan T, kapital.

Contoh sederhana adalah kata كتاب, artinya buku, tidak jelas buku yang mana. Tetapi, jika ditulis الكتاب, berarti buku tertentu, atau buku itu, bukan buku yang lain. Jadi, penambahan ال (alif dan lam) menjadikan kata benda itu ma'rifah (tertentu atau jelas). Dan dengan dijadikan isim ma'rifah (kata benda yang jelas), maka kata benda itu dapat menjadi mubtada, subyek atau pokok kalimat.

Sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, setiap pokok kalimat harus ditulis dengan huruf kapital. Maka buku yang ditulis Buku (B, kapital), dapat berkedudukan sebagai subyek. Karena sudah jelas atau tertentu yang dimaksudkan, bukan yang selainnya. Terjemahannya menjadi "buku itu", bukan buku yang tanpa kejelasan.

Mereka yang pernah belajar bahasa Arab dengan mudah memahami perubahan (t)uhan menjadi (T)uhan. Karena dalam tata bahasa Arab, jenis kata benda tertentu itu diistilahkan isim ma'rifah. Ia merupakan materi pelajaran sangat penting dan diletakkan di bab pertama setiap buku tata bahasa atau nahwu.

Sekarang semua umat islam Indonesia sudah tidak lagi mempersoalkan istilah Tuhan atau Allah dalam pembicaraan, maupun tulisan. Kedua istilah sudah sama dipahami, dan dapat ditukar ganti. Kecuali dalam ucapan ritual khusus, tetap menggunakan bahasa Arab, Allah.

Berbeda ketika istilah itu pertama kali digunakan oleh Cak Nur, Bapak Pluralisme. Ketika almarhum Nurcholis Madjid memperkenalkan pertama kali, para elit islam heboh memprotes. Dan umat islam di Republik ini juga ikut-ikutan mencerca Cak Nur, dengan tuduhan yang bermacam-macam. Mulai tuduhan sekularisme sampailah mengkafirkan. Tetapi pada hakikatnya, si penuduh sendiri tidak mengetahui hakikat tuduhannya.

Alhamdulillah, ketegaran Cak Nur telah menciptakan zaman pencerahan di masa berikutnya. Generasi sesudah beliau tinggal melanjutkan pemikiran islam progressip. Semua perguruan tinggi islam telah mengajarkan sistem pemikiran islam kontemporer yang beragam dan progressif.

Meskipun rintangan masih tetap ada. Dan tidak semua mahu memahami dan menerima. Tidak sedikit pula yang karena tidak paham, maka menolaknya. Tetapi secara umum, gagasan pembaharuan pemikiran islam yang diawali oleh Cak Nur tetap terus berjalan dan banyak mewarnai.

Dengan penjelasan menggunakan kaidah tata bahasa Arab, kita mengetahui bahwa, Tuhan yang dimaksud pembicara atau penulis memang sama dengan kata Allah. Hanya berbeda penyebutan, sebab bahasa yang berbeda. Allah untuk penyebutan dengan bahasa Arab. Sedangkan Tuhan, penyebutan menggunakan bahasa Indonesia.

Begitu juga agama selain islam. Mereka memiliki penyebutan Tuhan yang berbeda-beda. Orang Yahudi menyebutnya Yahweh. Orang kristen dengan Tri Tunggal yaitu Allah bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Orang hindu menyebutnya Indra, Mitra, Waruna, Agnu, dengan menggunakan nama Dewa. Dst, dst. Maksud dari semua sebutan itu tetap sama, yaitu Tuhan Yang Satu, One God.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun