Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saya, Husin dan Badrul

5 Mei 2014   05:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadlan hampir sampai di penghujung, berarti lebaran tidak berapa hari lagi. Saya sudah mulai libur kuliyah. Begitupun Husin dan Badrul sudah pulang ke rumah di kampung untuk berhari raya setelah dua tahun bekerja di Malaysia.

Pada kepulangan kali kedua untuk berhari raya dari perantauan, antara dua sahabatku ini, Husin dan Badrul, terjadi perubahan yang sangat mencolok pada Badrul. Ketika itu dia pulang berhari raya dengan menyewa mobil selama sebulan. Hanya satu minggu di kampung, kemudian ia pergi ke ibukota propinsi selama tiga minggu. Sedangkan Husin seperti setahun sebelumnya juga: membeli sepeda motor baru dan menghabiskan waktu selama setengah bulan di kampung.

Ketika itu kami tidak sempat berbincang berlama-lama. Karena Badrul menghabiskan waktunya di ibu kota propinsi. Sedangkan Husin sudah memiliki makwa (sebutan untuk calon isteri di kampungku). Keduanya sibuk dengan urusan mereka dan akupun juga tidak jauh berbeda. Karena harus mempersiapkan kuliyah kerja lapangan atau magang dan dilanjutkan Kuliyah Kerja Nyata.

Sehabis masa libur lebaran, keduanya berangkat kembali ke Malaysia. Saya menyibukkan diri pula di bangku kuliyah di tahun ketiga, diawali dengan magang dan KKN.

=========

Setelah menjalani Kegiatan magang, kuliyah terasa ringan dan waktu tiga tahun terasa sangat sebentar. Sambil magang dan KKN, saya berangsur-angsur mempersiapkan bahan untuk menulis skripsi. Target: semester tujuh aku sudah dapat ujian munaqsah. Artinya dengan waktu tiga setengan tahun aku sudah selesai kuliyah dan menjadi sarjana.

Alhamdulillah semua yang direncanakan tidak meleset. Sayapun diwisuda sebagai sarjana dan tidak lama setelah itu aku dapat bekerja sebagai tenaga honorer di sebuah instansi pemerintah. Semua ini memang telah menjadi cita-citaku sejak kecil. Begitu juga harapan keluarga di kampung. Ada kebahagiaan sendiri atas pencapaian yang telah kuraih.

===========

Tibalah saatnya kembali berhari raya. Semua teman dan sahabat yang di rantauan semua pulang ke kampung halaman. Saat ini aku akan dapat kembali berkumpul dengan teman sepermainan. Siapa lagi kalau bukan Husin dan Badrul. Ada kesombongan yang ingin kusampaikan. Aku sudah sarjana dan bekerja di sebuah Instansi Pemerintah sebagai tenaga honorer. Walaupun tidak seberapa besar gaji yang aku terima, tetapi aku telah mendapatkan gaji secara rutin setiap awal bulan. Kepastian gaji inilah yang sangat tinggi nilainya bagiku dan tentunya kebanyakan orang Indonesia. Terbukti dengan banyaknya pelamar pegawai setiap tahunnya.

Saat yang dinantikan telah tiba. Hari raya yang ditunggu telah menjelma. Dalam gegap gempita suara takbir di tahun ini aku sudah dapat menikmati lebaran dengan sempurna sesuai harapanku. Pakaian serba baru dan sepeda motor baru. Semua kudapatkan dengan menggadaikan SK di Bank, sebagai jaminan hutang.

Di malam takbir, aku berjalan ke kota untuk menyaksilan takbir keliling dan melihat-lihat lampu colok yang di pasang sepanjang jalan. Indah singguh terasa lebaran di tahun ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun