Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Belajar dari Kelahiran

21 Desember 2014   16:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelahiran adalah proses kehadiran menuju semesta yang sempurna. Setiap tahun dirayakan untuk mengingatkan jiwa, bahwa proses menuju kesempurnaan yang dikehendaki adalah perjuangan yang sangat berat dan dahsyat. Seperti dikatakan, andaikan trauma sebab melahirkan itu dibebankan kepada laki-laki, niscaya dunia ini sangat sedikit penghuninya. Kebanyakan lelaki tidak akan sanggup. Demikian kata john andrews. (Menembus Batas, John Andrews)

Bukan hanya perempuan atau ibu yang merasakan sakitnya trauma ketika proses kelahiran berlangsung. Bayi, calon makhluk baru yang akan menempati dunia juga berjuang dengan sangat berat untuk melalui proses kelahiran. Menurut dokter kandungan, jika seorang dewasa harus menanggung tingkat trauma seperti yang dialami seorang bayi dalam proses kelahiran, kebanyakan mereka tidak akan sanggup melampauinya. (Ibid)

Bersyukur kita kepada Tuhan yang dengan maha kasihnya telah merancang kehidupan ini dengan sangat sempurna. Perempuan dijadikan makhluk yang sangat kuat menghadapi beratnya persoalan kehidupan yang hanya sedikit laki-laki sanggup menghadapinya. Begitupun kita terlahir dengan cara yang telah dirancang Tuhan, sehingga tanpa terkecuali kita mampu melampaui tingkatan trauma yang tidak terbayangkan menyakitkannya.

Demikianlah kelahiran memberikan pelajaran berharga. Dimana keberhasilan untuk melampaui kondisi terkungkung dan gelap membutuhkan keberanian tanpa batas. Batas rasa sakit harus dilewati dan tidak boleh menjadi penghalang. Karena di seberang rasa sakit itulah kehidupan yang lapang dan terang benderang sedang menanti.

Tidak boleh pula lupa, bahwa keberhasilan menuju kondisi lapang, terang dan bebas yang diharapkan, membutuhkan orang lain yang memiliki keinginan yang sama dan bersedia untuk bersama-sama menahan rasa sakit itu. Dalam proses kelahiran, manusia yang berjuang sama beratnya dengan bayi yang akan dilahirkan adalah ibu. Menjadi kewajiban kita menghormati ibu. Semua yang dilakukan ibu adalah upaya terbaik yang diperjuangkan untuk keberhasilan anaknya.

Ibu adalah perempuan dan setiap perempuan dirancang Tuhan untuk menjadi ibu. Dengan demikian, penghormatan kepada perempuan berarti juga menghormati ibu. Dan, perempuan itu adalah mitra sejajar bagi laki-laki. Kehidupan menjadi sempurna karena kehadiran perempuan. Lelaki menjadi sempurna kelaki-lakiannya apabila ada perempuan yang mendampingi dan mahu bersama dalam melangkah.

Sangat tepat bila dikatakan, bahwa setiap lelaki sukses, pastilah ada seorang perempuan tangguh yang mendampinginya. Itulah hukum alam yang dirancang Tuhan. Perempuan telah dibekali kekuatan untuk menjadi pendamping laki-laki mengarungi kehidupan bersama. Dan perempuan yang siap menanggung rasa sakit mampu mendorong lelaki untuk melampai batas rasa sakit demi sebuah kelapangan dan kebebasan.

Sering dikatakan pula, Tidak ada makan siang gratis. Artinya, tidak ada sukses tanpa perjuangan dan tidak ada perjuangan tanpa rasa sakit. Mereka yang tidak siap melampaui rasa sakit, maka selamanya akan hidup terkungkung dalam kegelapan.

Pelajaran yang menurut saya paling berharga dari proses kelahiran, adalah tentang cara terbaik yang dirancang Tuhan untuk bisa keluar dengan selamat dan melanjutkan kehidupan di dunia dengan baik. Cara itu adalah bersikap dan bersifat lemah dan lembut, seperti bayi di dalam kandungan. Rasa sakit dalam perjalanan menuju titik terang lebih mudah dilewati dengan lemah lembut. Dengan lemah lembut itu pula, pintu menuju kebahagiaan akan terbuka dengan lebarnya, seperti pintu rahim perempuan ketika melewatkan janin dari perutnya.

Semoga Hari Ibu & Natal tahun ini merupakan moment bagi kita untuk menjadi manusia yang selaras dengan rencana Tuhan dalam penciptaan, bersikap dan bersifat lemah lembut dan kasih sayang terhadap alam semesta, khususnya Ibu. Dan semoga tertanam kuat keyakinan, bahwa alam semesta akan mengikuti rencana Tuhan melepaskan kita dari penderitaan menuju kebahagiaan dan kesejahteraan.

selamat hari ibu & menyambu natal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun