Mohon tunggu...
Masdarudin Ahmad
Masdarudin Ahmad Mohon Tunggu... PNS -

"Merasa, Maka Menjadi"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jampi

26 Januari 2015   20:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita pun mengarah ke fenomena seputar kesurupan. Siswa-siswi mempunyai pendapat beragam, mengikut pengalaman masing-masing. Ada pendapat yang mengembalikan ke agama, ada ke psikologi, ada juga ke syaraf, dan ada ke budaya.

Saya senang. Semuanya benar dan memiliki dasar. "Tidak boleh saling menyalahkan atau mengklaim kebenaran," kataku menasehatkan mereka.

Sebagai penutup, dengan senang dan tersenyum, saya katakan: "Tanpa bermaksud menyamakan alQuran, apalagi merendahkan, melainkan hanya sekedar untuk renungan diri sendiri, kita harus akui, bahwa: mantera Jawa lebih unggul."

Siswa dan siswi semuanya ikut tersenyum dengan kalimat penutup yang saya ungkapkan. Kelaspun berakhir dan semua pulang, setelah saya ucapkan salam.

Saya lebih dahulu meninggalkan kelas. Siswa yang memperkenalkan dukun, berjalan di belakang saya, beberapa langkah, sampai ke kantor. Sepertinya ingin menyampaikan sesuatu.

"Ada apa?"

"Ini, untuk bapak," jawabnya sambil memberikan amplop yang tertutupmrapat, dilem Dia pun segera pamitan, melangkah pulang menyusul teman-teman yang lain. Dan dengan hati gembira, saya buka. Ternyata isinya:

Holy Quran 69: 42.
------------------
‎وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

Dan (alQuran itu) bukan pula perkataan dukun. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya.

Setelah saya baca, saya masukkan kembali lembaran yang bertuliskan ayat alQuran itu ke dalam amplop yang sudah disobek, lalu saya selipkan di deretan kitab tafsir di ruang kerja. Tepatnya di halaman satu, juz satu, kitab tafsir Nazmu al-Durar fi Tanasub al-Ayat wa al-Suwar, karangan Ibarahim Al-Biqa’i.

"Besok akan saya pelajari, apa maksud ayat ini," bisikku dalam hati, seraya melangkah pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun