Setelah semua sudah, saya kembali meminta murid-murid menuliskan kembali semua yang sudah disampaikan di depan kelas dengan bahasa sendiri, bukan bahasa buku. Â Saya ingin murid-murid bisa mengungkapkan apa yang dipikirannya dalam bentuk tulisan.
Biasanya tugas kedua di kelas, tidak sempat untuk dinilai, karena waktu bermain sudah tiba lagi, atau bisa juga waktu pulang sudah datang, apabila masuk pada jam terakhir. Yang jelas, saya sengaja tidak akan memberi penilaian pada tugas kedua. Biarlah dibawa pulang, agar orang tuanya ikut membaca ketika membubuhkan tanda tangan seperti yang dipesan.
Di samping agar dibaca orang tua, tentunya murid juga membaca, ketika ia meminta orang tuanya bertanda tangan. Meskipun sebentar, yang penting murid membaca di rumah, dan membaca bukanlah sebagai beban, melainkan suka-suka.
Begitulah salah satu model saya mengajar, ketika di SD, di kampung. Tidak pernah memberi PR dan mengajar sebatas memfasilitasi dan memberi motivasi.