Mohon tunggu...
Adib Saifin Nukman
Adib Saifin Nukman Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Anggota Front Nahdliyin Untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Komite Daerah Semarang, Pegiat Komunitas Epistemik SR School Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lawan Stunting, UNNES Giat 3 Losari Lakukan Sosialisasi Bersama Ibu PKK

5 Desember 2022   21:30 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Bersama Tim UNNES Giat 3 Losari.

 

UNNES Giat 3 Losari melakukan sosialisasi stunting kepada warga desa Losari beberapa minggu yang lalu. UNNES Giat yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (BKP MBKM), program Unggulan UNNES dalam hal pengabdian kepada  masyarakat.  UNNES Giat a.k.a KKN/ Kuliah Kerja Nyata memiliki beberapa program utama, salah satunya adalah penanganan dan pencegahan stunting. Secara umum, stunting adalah kondisi balita yang memiliki tinggi badan di bawah rata-rata. Hal tersebut bisa dikarenakan beberapa hal, misalnya, kekurangan gizi balita dengan jangka waktu yang lama, asupan gizi saat dalam kandungan, pola asuh anak, dan sebagainya. Kondisi ini kemudian berdampak serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak seperti memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. Dampak- dampak tersebut membuat stunting menjadi salah satu masalah yang harus segera diatasi, sehingga menyita banyak perhatian pihak, tak terkecuali Tim UNNES Giat 3 yang bermukim serta mengabdi di Desa Losari. 

UNNES Giat 3 Losari melakukan sosialisasi pencegahan stunting pada November lalu. Sebelum sosialisasi dilakukan Tim UNNES Giat 3 Losari melakukan bonding ke beberapa stakeholders desa yang konsen dalam penanganan stunting seperti PKK, bidan desa, dan lain-lain. Dalam beberapa obrolan dengan Ibu-ibu PKK kami menemukan fakta bahwa angka stunting pada anak di Desa Losari mencapai 13 anak. Oleh karena itu, beberapa waktu yang lalu, sebelum Tim UNNES Giat 3  sosialisasi, PKK Desa Losari juga melakukan sosialisasi stunting, bahkan tidak hanya sosialisasi tetapi juga melakukan pengawalan dengan memberikan asupan makanan sesuai dengan resep pencegahan stunting, dan lain-lain. Ibu Emi, Ketua PKK Losari mengatakan bahwa; 

" Dulu itu pernah kita, ibu PKK, melakukan sosialisasi stunting juga, bahkan sampai kita lakukan pengawalan, kita lihat perkembangannya, dengan memberikan makanan sesuai resep stunting, seperti susu, dan lain-lain, tapi tak berjalan maksimal" tukas Ibu Emi

Upaya yang dilakukan oleh ibu PKK sebelumnya belum mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan belum ada kesadaran dari masing-masing ibu-ibu, yang anaknya mengalami stunting, untuk memberikan asupan makanan yang bergizi secara mandiri. Pola makanan yang diberikan ibu-ibu bergantung hanya dari resep-resep yang diberikan oleh ibu PKK selama program berjalan. Selama program dari PKK berjalan memang ada perkembangan anak dari kondisi sebelumnya. Berat badan naik, tinggi badan naik, lingkar lengan dan kepala berkembang dengan normal. Namun, setelah program selesai tidak ada upaya lanjutan untuk menjaga pola makanan anak secara mandiri. Itulah yang menjadi permasalahan mengapa program stunting belum bisa berjalan maksimal. 

"Programnya belum berjalan maksimal, dulu waktu kami lakukan pantauan perkembangan anak secara rutin ada perkembangan seperti tinggi badan, berat badan, anak juga terlihat lebih bugar. Itu sewaktu programnya masih berjalan rutin, kita beri susu. Tapi setelah tidak ada program stunting dan pemberian susu tadi, semuanya kembali seperti semula, berat badan turun lagi, tidak ada perkembangan lagi. Karena belum ada upaya dari ibu-ibu secara mandiri untuk menjaga pola makanan yang bergizi, makanya menurut saya memang perlu digalakkan lagi sama teman-teman dan kami siap mendukung"  tutur Ibu Emi.

 Atas dasar itu, Tim UNNES Giat 3 Losari melakukan sosialisasi pencegahan stunting di Desa Losari. Lebih tepatnya di Dusun Prokimad Bantir, pada 09 November lalu. Kegiatan sosialisasi dilakukan berbarengan dengan kegiatan posyandu bersama ibu PKK periode bulan November.  Dalam sosialisasi Tim UNNES Giat 3 Losari menyampaikan beberapa materi mulai dari bahaya stunting, ciri-ciri stunting, penyebab stunting, dan cara penanggulangannya. Ibu-ibu yang datang untuk posyandu sekalian diajak untuk berdiskusi mengenai stunting bersama Tim Unnes Giat 3 Losari. Sosialisasi tersebut bermaksud memberikan pemahaman kepada ibu-ibu, ibu hamil, remaja, dan beberapa pihak, agar mengetahui berbagai cara pencegahan stunting, ciri-ciri anak stunting, bahkan pemberian resep-resep makanan untuk mengatasi stunting. 

Kebanyakan orang tua tidak menyadari beberapa gejala stunting pada anak. Orang tua melihat lambat/ kurangnya perkembangan sebagai sesuatu yang alamiah. Atau dengan kata-kata lain perawakan anak tersebut memang 'segitu'. Jadi lambatnya pertumbuhan anak dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Akan tetapi, tanpa disadari ternyata itu termasuk gejala stunting. Hal tersebut disampaikan oleh Ibu Ketua PKK, Ibu Emi saat berdiskusi dengan Tim UNNES Giat 3 Losari;

"Kalau di sini,  permasalahannya terkadang banyak orang tua yang tidak memahami gejala stunting. Seperti pertumbuhan anak yang lambat begitu, dianggap wajar-wajar saja. Kalau istilah jawanya 'pawakan', memang perawakannya kecil dari lahir juga begitu. Ternyata itu sebenarnya gejala stunting, kadang malah ada yang tersinggung kalau anaknya dianggap stunting"  tuturnya. 

Dalam sosialisasi, Tim UNNES Giat 3 Losari sekali lagi memberikan pemahaman dengan diskusi bersama tentang bahaya stunting serta bagaimana cara mencegahnya. Sosialisasi yang dihadiri mayoritas ibu-ibu tersebut berjalan lancar. Melalui diskusi tersebut ibu-ibu sama-sama memahami pentingnya mencegah stunting pada anak. Dan harapannya setelah sosialisasi dilakukan muncul kesadaran oleh para orang tua untuk menjaga pola asuh hingga gizi anak sehingga angka stunting di Desa Losari dapat menurun bahkan tidak ada lagi anak-anak yang mengalami stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun