Ada yang sembunyi dari bilik-bilik diri.
Ada kata yang tidak juga disampaikan.
Ada pula perasaan yang tertahan lebih sehari.
Ada yang hilang bukan barang sebulan.
Dan kemudian berlomba saling melupakan
meski sebatas angan juga cita-cita semata.
Dan kemudian dikembalikan Tuhan
sebagai perihal yang baru dan berbeda.
Kau bentuk sederhana dari kumpulan bahagia
di mana akulah satu-satunya sebuah luka.
Tersebab mata pisau dari lenganmu itu
pernah mendarat hebat di seluruh kulitku.
Denganmu, aku terbunuh pada waktu-waktu tertentu
ketika peluk melingkar sepanjang kedua lenganmu.
Dengan mudahnya, kau beri sebuah ranum
sehingga menjatuh berkali-kali dalam sekali senyum.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI