di ambang batas merindukan sejauh waktu.
Setelah reda, kala senja mengusir keresahan pada hujan
kau dan aku kuyup, basah oleh tawa dan kita
butuh sekali hangatnya pelukan
juga satu kecup sebagai tanda jatuh cinta.
Di suatu ruang dibuatmu berkali-kali jatuh hati memandang.
Rambut dikuncir rapi dengan rok mini menggemaskan urat nadi.
Melantun gelisah hanya karena belum terbiasa mengupas bawang.
Bumbu dicampur seadanya tanpa tahu rasa kau goreng nasi.
Aku mencintaimu berkali-kali, telak dan tak mampu lagi kumengelak.
Kubilang 'kan jangan peduli rasa, ia telanjur mencuat asa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!