Mohon tunggu...
Nurmansyah Amirudin
Nurmansyah Amirudin Mohon Tunggu... Administrasi - Tidak sedang merasa baik-baik saja

Jika untuk bergerak saja saya tidak mampu bukan berarti ide-ide gila di kepala saya mati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Salah Memilih Jalan

17 Juli 2020   01:19 Diperbarui: 17 Juli 2020   01:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah musim berubah, langit remang redup

di bagian ruang bernama gelisah

aku kembali menjadi kuncup.

Lalu berteman resah

sayup-sayup

patah.

Tubuh berdenting, bau tanah selepas hujan

lalu suara bertalu sahut-menyahut

asa bergelombang pusaka aksara.

Redam beberapa kata,

reda semuanya.

Semenjana.

Terkapar menanti uluran tangan orang baik

dari bilik yang dipaksa terbalik.

Menatap sayu dedaunan layu

termakan definisi pergi

juga sepi

sendiri.

Tualang yang salah arah, melangkahkan jejak

sembari mengingat getir sambaran petir.

Menggelepar tercubit duri setangkai

kembang mawar, tumbang

menemui ufuk

menajuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun