Masa berganti; musim tak tentu.
Perjalanan kalam; siang ke malam.
Kertas dan pena memadu kata;
hati ialah lengan yang merentang.
Seirama searah sejalan sepemikiran.
Kini berbeda; resah tak terkendali.
Harapan lebur; tanah menjadi subur.
Perasaan dibunuh mati selamanya.
Kesakitan menahun digenggam serumpun.
Hanya bisa terdiam meratapi sebuah kesalahan.
Yang menimpa pria malang di persimpangan.
Kelak apalagi yang terjadi?
Perubahan itu hak semua orang.
Mental berkembang, hati berbesar.
Khayalan dibuat pikiran.
Perjuangan sekaligus usaha berbuah karya.
Amarah hanya penyedap suasana.
Keruhkan jiwa yang telanjur membara.
Berdoalah, percaya saja, ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H