Ini tentang langkah melelah lalu melemah, biarlah sekehendaknya.
Sebab tidak ada langkah yang benar-benar sama
apalagi perihal persimpangan, aku membencinya.
Di sana masing-masing kita akan menuju bahagia,
meski salah satu dari kita bukan menjadi alasannya.
Mungkin sejak awal,
entah aku atau kamu sudah paham.
Gelak tawa, senyum manja, dan rindu melipatganda
ialah selimut tidur bagi tangis, kecewa dan duka lara.
Aku akan dengan senang hati; akan dengan sukacita
memberi doa-doa terbaik meski tidak menemui aminnya.
Kata ibu selepas subuh kemarin,
"Segala hal yang dicintai, suatu saat akan pergi
entah perlahan entah berkejaran. Dua dari mereka selalu punya cara untuk merencanakan."
Tidakkah itu benar?
Bahkan aku akan melepasmu jika perlu,
seperti merpati,
bebas terbang dengan kedua sayapnya secara utuh.
Suatu saat pasti akan kembali,
entah sebagai sesal atau ingatan yang menyesakkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI