Ialah sore, yang tidak pernah alpa menemani kepulangan senja.
Hal yang pergi juga berhak untuk kembali di hari-hari esok
seperti sebelumnya. Sebagai isyarat semesta
yang dititipkan pada warna langit tepat pukul lima.
Kamu ialah satu-satunya yang mengajarkan
bahwa rumah selalu menjadi tempat terbaik untuk pulang.
Hujan bukan lagi masalah.
Ia hanya membasahi, bukan menghalangi.
Yang aku takutkan bukan tubuh ini basah, melainkan
terlambat menemuimu, menepati janji di atas meja
yang menyajikan hidangan makan malam
seperti tawa dan bahagia.
Di sisi lain, aku selalu suka perhatian-perhatian kecil darimu,
meski kau juga semestinya tahu,
terkadang aku seperti tidak peduli.
Rasa cemas dan khawatir dari raut wajahmu yang terlihat marah
dan lucu. Aku juga mencintaimu sebab hal baik dan sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H