Mohon tunggu...
Masbukhin
Masbukhin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha dan Pelaku E-Commerce

Gemar membaca, apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Ordo Singa Belanda, Gelar dari Penjajah untuk Sesepuh Ba Alawi

23 Agustus 2024   08:13 Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:27 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat dari Oesman bin Jahja, ucapan terima kasih atas upayanya mengusulkan penghargaan. sumber: buku Sayyid `Uthman of Batavia (1822- 1914) 

Kesetiaan sesepuh Ba Alawi di Batavia (Jakarta), Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi, pada kolonial Belanda memang luar biasa. Momentum penobatan Putri Wilhelmina, sebagai ratu kerajaan Belanda menggantikan ayahnya Raja WIllem III, jadi ajang menunjukkan loyalitas. Satu bulan sebelum tanggal penobatan, 6 September 1899, Ia sudah paling sibuk merancang kegiatan bagi penduduk Nusantara.

Ia mengeluarkan seruan, bisa juga dinamakan fatwa, tertuju pada pengelola semua masjid di Jawa dan Madura, agar tanggal 2 September membaca doa penghormatan bagi Sang Ratu. Bertepatan Hari Jumat, Ia menyerukan doa dibaca setelah khutbah. Ia sendiri yang menulis doanya dalam bahasa Arab. Ia cetak dalam lembaran kertas, diperbanyak dengan mesin miliknya sendiri, dan dibagi pada semua masjid.

Sebulan setelah penobatan pun, Ia masih sibuk. Ia mengirim telegram langsung ke Ratu Wilhelmina. Kali ini menggunakan label komunitas orang Arab di Batavia. Terekam lewat Koran Zutphensche, terbitan 17 Oktober 1898, ada berita yang memuat isi telegram tersebut. Berikut ini isinya

Hulde van Arabieren. 

Het volgende telegram is afgezonden aan H. M. de Koningin door de Arabieren van Batavia: 

Wijj, Arabieren van Batavia, bieden Uwe Majesteit onze meest eerbiedige hulde aan. Eenparig met alle muzelmannen van geheel Nederlandsch-Indi hebben wij allen als trouwe onderdanen ineen algemeenen, plechtigen bidstond, voorgegaan door Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi, Allah's zegen en bijstand voor Uwe Majesteit afgesmeekt. 

Het hoofd der Arabieren

Said Oemar bin Hasan bin Achmad Aydiet.

Terjemahan bebasnya, sebagai berikut

Penghormatan dari orang Arab. 

Telegram berikut dikirimkan kepada H. M. Ratu oleh orang-orang Arab di Batavia: 

Kami, orang-orang Arab di Batavia, mempersembahkan penghormatan kami yang paling hormat kepada Yang Mulia. Bersamaan dengan seluruh umat Islam se-Hindia Belanda, kami semua sebagai rakyat yang setia memohon ridho dan pertolongan Allah SWT kepada Yang Mulia dalam pertemuan doa umum yang khusyuk yang dipimpin oleh Sejjid Oesman bin Abdallah bin Akiel bin Jahja Alawi. 

Pemimpin bangsa Arab, 

Said Umar bin Hasan bin Achmad Aydiet.


Loyalitas Sejjid Oesman ini dinilai amat istimewa oleh Kolonial Belanda di Batavia. Koran De Nieuwe Vorstenlanden, terbitan 16 Januari 1899, memuat berita kecil tentang rencana memberikan penghargaan atas loyalitas tersebut. Ini isi beritanya

 De adviseur-honoraif voor arabische zaken Sejjid Oesman bin Abdollah bin Akril bin Jahja Alawi is door den Gouverneur Generaal voorgedragen voor een Koninklijke onderscheiding; zegt het ridderschap van den Nedejlandicben Leeuw.

Terjemahan bebasnya sebagai berikut

Penasihat Kehormatan Urusan Arab Sejjid Oesman bin Abdollah bin Akril bin Jahja Alawi telah dicalonkan oleh Gubernur Jenderal untuk penghargaan Kerajaan; gelar ksatria Singa Belanda. 


Koran De Telegraaf, terbitan 14 Februari 1899, memuat berita penolakan atas pencalonan Sejjid Oesman sebagai penerima penghargaan Kerajaan Belanda. Tidak disebutkan alasan penolakan. Namun pada koran yang lain menyebut Dr Snouck Hurgronje mengingatkan adanya hal buruk jika terjadi penolakan. Inilah isi beritanya

wordt den generaal majoor van Heutsz hulde gebracht naar aanleiding van zijne bevordering tot commandeur In de Militaire Willemsorde, maar tevens verwondering te kannen gegeven dat aan den adviseur honorair voor arabische taken Said Oesman bin Abdullah bin Akiel bin Jahja Alawi zog niet het ridderkruis van den Nederlandachen leeuw is toegekend, waarvoor deze reeds twee maanden geleden door dsn gouverneour-generaal so i sijn voorgedragen.


Terjemahan bebasnya sebagai berikut

Mayor Jenderal Van Heutsz diberi penghormatan pada kesempatan kenaikan pangkatnya menjadi komandan Ordo Militer William, tetapi juga mengejutkan bahwa penasihat kehormatan untuk tugas-tugas Arab Said Oesman bin Abdullah bin Akiel bin Jahja Alawi tidak menerima Salib Ksatria Singa Belanda dalam penganugerahan penghargaan tersebut, dimana ia telah dinominasikan dua bulan lalu oleh Gubernur Jenderal.


Pemerintah Kerajaan Belanda akhirnya memberikan penghargaan pada Sejjid Oesman. Tertuang resmi dalam Lembaran Negara Belanda tanggal 31 Agustus 1899, penghargaan itu resmi bernama ridder in de orde van de nederlandschen leew (ksatria dalam ordo Singa Belanda). Baru pada Desember 1899, medali penghargaan diberikan kepada Sejjid Oesman di Batavia

Rupanya, sosok penting yang mendesak agar Sejjid Oesman diberikan penghargaan adalah Michal Jan de Goeje. Ia profesor bahasa Arab di Leiden, filolog dan editor bahasa Arab klasik teks. De Goeje, seorang yang berpengaruh Orang Belanda, telah mendesak agar Sayyid `Utsman menerima tanda jasa kerajaan sebagai pahala atas doanya untuk Wilhelmina dan kesetiaannya kepada kolonial administrasi.

Peran penting De Goeje ini diketahui setelah Sejjid Oesman menerima penghargaan kerajaannya, dia mengirim surat dalam bahasa Arab kepada M.J. de Goeje untuk berterima kasih atas usahanya. Lalu apa sebenarnya penghargaan Ksatria Ordo Singa Belanda itu?

Kerajaan Belanda memiliki 2 gelar ksatria yang boleh diberikan oleh raja atau ratu, yakni ksatria militer dan ksatria sipil. Nah, ada 2 orde dalam ksatria sipil yakni ordo Singa Belanda dan Ordo Oranye-Nassau. Ordo Singa Belanda adalah ksatria sipil tertua dan tertinggi di Belanda. Ordo ini didirikan oleh Raja Willem I pada 29 September 1815. Seseorang berhak mendapatkan penghargaan dalam ordo ini jika seseorang telah memberikan kinerja yang sangat luar biasa bagi masyarakat.

Dekoras medali Ordo Singa Belanda terdiri dari salib Malta berenamel putih dengan monogram emas "W" di antara lengannya dan medali berbingkai emas biru dengan tulisan Latin virtus nobilitat (Belanda: "deugd adelt"). Keseluruhannya dipercantik dengan mahkota kerajaan emas pada pita sutra moir berwarna biru nassau dengan dua garis emas. 

Belakangan ini pitanya lebih berwarna biru nassau dan oranye. Efek moire telah hilang. Ada model terpisah untuk wanita dan pria untuk setiap kelas dan untuk penggunaan sehari-hari ada yang disebut hiasan lubang kancing untuk pakaian sipil atau tongkat untuk seragam militer.

Dekorasi masa kini tidak terlalu mahal. Salib besar dengan bintang dan pita dapat tetap menjadi milik keluarga setelah kematian orang yang diberi penghargaan dengan uang jaminan sebesar 2.093 euro. Dekorasi Komandan Ordo Singa Belanda berharga 1.654 euro dan salib ksatria berharga 240 euro. (*) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun