Mohon tunggu...
Masbukhin
Masbukhin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha dan Pelaku E-Commerce

Gemar membaca, apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

JNE 33Tahun Tetaplah Unik, Teruslah Energik

29 Juni 2024   19:08 Diperbarui: 5 Juli 2024   19:35 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

JNE itu unik. Pendirinya, mendiang H Soeprapto Soeparno, merupakan generasi pre-boomer. Yaitu generasi yang lahir sebelum tahun 1945, generasi kolonial. Era JNE didirikan Pak Prapto, 26 November 1990, sasarannya tentu generasi Baby Boomer yang kala itu sedang menuju dewasa, dan generasi X yang masa itu tengah menginjak remaja. Era itu, JNE sekaligus mulai akrab didengar dan dikenal oleh generasi Milenial.

Uniknya, hampir 34 tahun, generasi Z yang saat ini mendominasi populasi, tetap mengenal merek JNE. Bahkan JNE menjadi preferensi jasa layanan pengiriman logistik, bagi generasi Z dan generasi milenial. Start up karya generasi kolonial ini, ternyata mampu menghubungkan kebahagiaan, melintas hingga generasi digital. Studi dari Populix bisa menggambarkan keunikan JNE ini.

Juni 2023, Populix menyaring 14 merek jasa kurir/ekspedisi, setidaknya dari 172 perusahaan penyedia dan anggota Asperindo, sebagai preferensi merek logistik kepada 1.577 orang dari generasi Z dan generasi milenial. Jumlahnya merata antara pria dan perempuan. Sebaran tempat tinggal paling banyak di Jawa, lalu Sumatera, dan beberapa tempat di pulau yang lain.

Hasil studi menyebut, dan inilah keunikannya, JNE adalah merek jasa kurir lokal sekaligus paling tua, yang tetap menjadi pilihan generasi Z dan generasi Milenial. Baik untuk kebutuhan pengiriman pribadi maupun belanja online. Alasan utama, JNE memiliki fitur pelacakan online terbaik, dan ketersediaan fasilitas bebas biaya kirim. Satu lagi, JNE dipilih karena kecepatan pengiriman.

Bagi penjual, keunikan JNE terletak pada kemampuan layanan yang menjangkau berbagai lokasi. Hal ini sangat beralasan, sebab era JNE dengan 8 karyawan dan modal seadanya, sudah lewat. Area distribusi JNE sekarang sudah mencakup lebih dari 83 ribu wilayah. Mulai kota, kabupaten, desa, hingga pulau terluar. Gerai JNE tersebar pada 8 ribu titik dengan karyawan lebih dari 50 ribu di seluruh Indonesia.

Motivasi lain dari penjual, JNE memiliki layanan pengemasan tambahan. JNE juga tersedia sebagai pilihan jasa pengiriman pada platform e-commerce. Satu lagi, penjual merasa nyaman dengan kedekatan lokasi agen JNE. Makanya Populix tidak ragu berkesimpulan bahwa tingkat kepuasan penjual pada JNE hanya ada dua; puas dan sangat puas. Bahkan bagi pengguna atau pembeli, kepuasan pada layanan JNE paling tinggi; 53 persen.

Tetaplah unik JNE. Tetaplah menjadi lokal, asli milik anak bangsa. Ditengah kompetisi jasa ekspedisi yang bebas ditopang permodalan dari luar. Tetaplah menjadi matang dalam pelayanan, jauh lebih matang dari sesepuhnya penyedia layanan logistik, Pos Indonesia. Tetaplah besar, melesat lebih besar dari wadah muasal, PT Citra van Titipan Kilat. Ada satu gap generasi lagi yang siap berkoneksi dengan layanan JNE, yakni Post Generasi Z.

JNE itu energik. Penuh energi dan bersemangat. Linimasa JNE sepanjang 34 tahun penuh dengan pencapaian, dan terbilang cepat. Bermula pada 1990, PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir resmi didirikan sebagai divisi dari PT Citra van Titipan Kilat, atau TIKI. Hanya dengan 8 orang, mengurusi jaringan kurir internasional. Selang setahun, 1991, JNE sudah bergabung pada Association Courier Conference of Asia (ACCA), pusatnya di Hong Kong.

Tahun 1993 atau tiga tahun berselang, JNE mampu mandiri. Berkembang dari sebuah divisi menjadi perusahaan dengan tata kelola dan manajemen profesional. Siap bersaing sehat dengan wadah muasal, dan berkompetisi lawan para pesaing. Pasar pengiriman domestik pun mulai digarap, secara serius dan penuh semangat. Ditandai oleh sebuah gerai penjualan di Jalan Tomang Raya No 3, yang resmi dibuka pada 1994.

Semangat membuka gerai JNE pada banyak tempat lain, kian menyala. Layanan energik ala Jepang, bernama Takuhaibin yang berarti layanan dari pintu ke pintu, mulai diadopsi pada 1995. Diberi nama sistem drop point, menggandeng kios atau warung telekomunikasi, sebagai agen pengiriman. Hermawan Kertajaya dari MarkPlus Inc menyebut, Takuhaibin berhasil memperluas pemasaran dengan peningkatan lebih dari 30 persen.

Kurun waktu berikutnya, energi JNE yang tercurah pada pembukaan agen dan gerai, bersinggungan dengan krisis ekonomi 1998 yang memberi dampak besar. Persoalan arus kas perusahaan ikut mendera JNE, sebab model bisnisnya masih B to B. Menurut sang pendiri JNE, Djohari Zein, krisis ekonomi membuat seret investasi dan berdampak banyak perusahaan kesulitan pembayaran.

Langkah cepat pun diambil JNE, yakni mengubah model bisnis menjadi C to C dengan membuka banyak agen penjualan. Pembayaran model bisnis ini berbasis tunai; orang datang langsung ke agen dan bayar tunai. Disisi lain, agen penjualan juga solusi saat krisis ekonomi. Banyak orang yang putus kerja berkenalan dengan bisnis agen dengan modal tidak besar. Era krisis hingga tahun 2000, JNE juga memperkenalkan bisnis kurir.

Mulai tahun 2000, JNE kian penuh energi setelah sukses melewati krisis ekonomi dan bersiap menyambut pertumbuhan internet. JNE merilis logo baru dengan merek JNE EXPRESS dan sepanjang satu dekade hingga tahun 2010, reputasi produk JNE EXPRESS kian mencuat. Ada Regular, YES (Yakin Esok Sampai), OKE (tarif ekonomis), Super Speed (maksimum 24 jam untuk kota besar), Diplomat (bawa langsung kurir), International Express, JTR (kargo), dan Jesika (jemput dan antar ASI).

JNE tetap energik memasuki era digital dan masih bersemangat memacu kreativitas. Akhir tahun 2012, JNE memisahkan divisi logistik menjadi unit usaha tersendiri. Bernama JNE Logistics dan terpisah dari unit kurir ekspres. Dua produk utamanya adalah Warehouse and Fulfilment Service serta Distribution Service. Produk pertama melayani pengelolaan kegiatan logistik di gudang, juga menyediakan tempat penyimpanan barang. JNE Logistics sudah memiliki 25 warehouse di seluruh Indonesia.

Melalui produk Distribution Service, JNE Logistics melayani pengiriman barang dalam satu armada penuh. Armada pengirimannya bisa dipilih, ada tipe Blindvan, truk Colt Diesel Double (CDD), truk Colt Diesel Engkel (CDE), Fuso, dan Wingbox. JNE Logistics juga melayani pindahan rumah, apartemen, dan gedung. Paket lengkap, mulai packing barang, unpacking, sampai peletakan barang sesuai permintaan.

Setahun berselang, mulai tahun 2013, JNE melakukan ekspansi logistik dengan membuka pengiriman jalur laut dan jalur udara. Namanya JNE Freight. Layanan ini untuk memenuhi kebutuhan kiriman ekspor internasional, mencakup 220 negara. Pengalaman awal JNE dalam jasa kepabeanan menjadi pembeda. JNE siap memastikan proses bea cukai yang mudah dan aman, baik ekspor atau impor.

Tahun 2014, JNE kian kokoh didunia digital. JNE melakukan optimalisasi aplikasi mobile dengan meluncurkan MyJNE. Super aplikasi serba guna berbasis Android dan iOS yang terhubung dengan nomor telepon pelanggan. Baik sebagai pengirim maupun penerima. MyJNE membantu pelanggan mengecek tarif kiriman, menelusuri posisi paket, lokasi agen terdekat, juga kemudahan untuk transaksi digital.

Energi kreatif JNE tidak saja pada produk dan layanan. Tahun 2017, JNE mulai menyediakan pergudangan bagi usaha kecil menengah (UKM) dan industri kecil menengah (IKM). Namanya E-Fulfillment dan ada pada seluruh cabang utama di Indonesia. Para pengusaha UKM dan IKM bisa menggunakan fasilitas pergudangan ini. JNE siap bertanggung jawab terhadap transaksi, distribusi, stok, sekaligus pengemasan. Gudang E-Fulfillment sudah ada di Bandung, Jakarta, dan Depok. Berikutnya menyusul Surabaya, Semarang, Makassar, Medan, Denpasar, dan Pontianak.

Dan, lompatan besar dari energi JNE terjadi pada 2020, yakni Mega Hub JNE. Mau tidak mau, suka atau tidak, JNE harus memiliki Mega Hub. Data Asperindo menunjukkan pertumbuhan tahunan industri berkisar 10 persen sampai 15 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan e-commerce melesat hingga 130 persen dengan nilai transaksi bakal lebih dari USD 130 miliar.

Artinya, bagi JNE, proses pengiriman paket hingga ke pengantaran kepada konsumen harus lebih cepat. JNE butuh mesin sortir otomatis yang bisa memangkas waktu sortir hingga 2-3 jam. JNE juga butuh teknologi yang terintegrasi. Bisa membuat predictive analytics agar konsumen bisa memantau paketnya langsung dengan mesin. Paling penting lagi, bagi JNE, akan terjadi penambahan kapasitas paket.

Mega Hub, alias gudang raksasa, itu telah berdiri. Pada lahan seluas hampir 5 hektar lahan di Kedaung Wetan, Neglasari, satu kawasan dengan Bandara Mas Tangerang. Mesin sortirnya canggih dan otomatis yang mampu memproses hingga 2 juta paket perhari. Atau rata-rata 48 ribu paket perjam. Berbekal Mega Hub dengan mesin sortir otomatis dan conveyor belt canggih, teruslah energik JNE.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun