Seribu lagu bisa ditampung pada iPod yang seukuran saku. Dunia musik sempat gempar sebab khawatir iPod menjadi perangkat unduhan ilegal. Jobs pun melengkapinya dengan membuat iTunes (Store) agar hanya ada sinkronisasi satu arah. Pengguna iPod hanya bisa memasukkan lagu lewat iTunes, tanpa bisa memindahkannya ke komputer. Pada bungkus plastik bening iPod, Jobs juga mencantumkan pesan sederhana; Don’t Steal Music.
Berderet embel-embel lain dapat disematkan pada Steve Jobs. Sebab Ia lah sang revolusioner atas teknologi perangkat komputer, baik desktop maupun portable. Mulai dari kelahiran Apple I pada 1976, Apple II pada setahun berikutnya, Machintos pada 1979, hingga iMac pada Mei 1998. Jobs juga merilisi iBook, perangkat komputer portable alias ‘laptop’ versi Apple, yang berikutnya berkembang menjadi banyak varian dengan nama MacBook.
Label lain untuk Jobs, Dialah sang CEO sukses. Apple Computer Corporation, yang didirikannya 1977 dari garasi rumah, kini mampu membuat 300 an karyawan jadi jutawan. Modal awal patungan sebesar US$ 5.309, oleh Jobs, disulap asetnya hingga bernilai US$ 1,79 miliar. Ya, miliar dolar. Angka yang luar biasa mengingat ‘Apple’ pernah jatuh di era 90 an. Kala itu, pangsa pasarnya tinggal 4 persen, kalah bersaing dengan Microsoft.
Dan Jobs juga, CEO Pixar. Lewat mahakarya seperti Toy Story, A Bug’s Life, Monster Inc, Finding Nemo, The Incredibles, Cars, Ratatouille, hingga Wall-E, Pixar membuat The Walt Disney Company tidak berkutik. Mereka sampai berani keluar US$ 7,4 miliar untuk membeli Pixar; dengan tetap Jobs sebagai pemegang saham terbesar. Padahal dulu, 1985, Jobs membeli Pixar dari Lucasfilm dengan investasi hanya US$ 10 juta, untuk 70 persen saham.
Lebih dari itu...
Jobs seorang yang religius. Ia penganut aliran Zen yang taat. Diusia tak genap 20 tahun, Ia melakoni perjalanan spiritual ke India, belajar langsung dari Neem Karoli Baba (guru dari sebagian besar gerakan hippie di dunia). Saat menikah dengan Laurene Powell pada 1991, Guru Zen bernama Kobun Chino yang memimpin upacara. Lengkap dengan ritual menggoyang tongkat, menabuh gong, menyalakan dupa, dan merapalkan doa.
Religiusitas Jobs mendarah daging. Atas nama kesederhanaan, Jobs sampai kesulitan memilih perabot untuh rumahnya yang megah. Atas nama kesamaan hak hidup, Jobs memutuskan diri menjadi vegetarian. Dia (pernah) hidup dengan hanya makan sereal. Jobs juga hanya makan kurma, kenari, dan banyak wortel. Saking banyaknya makan wortel, banyak temannya yang melihat Jobs berwarna oranye seperti sinar matahari.
Jobs juga manusia musik. Ia sangat terkagum pada Bob Dylan, sampai-sampai rela memacari Joan Baez, hanya karena Baez pernah menjadi pacar Dylan. Di iPod pribadinya, Jobs menyimpan 15 album Dylan plus enam volume lengkap seri Bootleg. Jobs juga pengagum The Beatles, ada tujuh albumnya di iPod, minus album solo. Meski selama tiga tahun, Jobs pernah perang terbuka dengan perusahaan induk The Beatles.
Sebabnya, nama Apple Computer Corporation milik Jobs, digugat oleh label rekaman The Beatles yang bernama Apple Corps. Selain keluar US$ 80.000 untuk fee, Jobs dilarang terjun di bisnis musik. Masalahnya, Jobs lalu mengembangkan iTunes pada 2003 dan Apple Corp kembali menggugat. Dan baru pada 2010, The Beatles –setelah lepas dari label EMI- mau masuk dalam daftar lagu dalam iTunes.
Musik kekinian, Jobs memilih Alicia Keys, Bono dan U2, Coldplay, Green Day, dan John Mayer. Jobs juga suka Eminem, ia pernah ke konsernya tapi Jobs tidak memasukkan penyanyi rap itu dalam daftar lagu iPod-nya. “Entahlah, aku menghargai Eminem sebagai artis. Aku hanya tidak mau mendengarkan musiknya, dan tidak dapat memahami nilai yang diusungnya, sebagaimana aku memahami Dylan,” kata Jobs.
Jobs juga sosok yang tidak buta politik. Musim Gugur 2010, Ia pernah memarahi Presiden Obama. Saat jumpa pertama, Jobs sudah bilang agar Obama hanya menjabat satu periode saja. Kecuali, ada perubahan dari administrasi pemerintahan yang membuat ramah pada dunia bisnis. Jobs menguliahi Obama bahwa membangun pabrik di China lebih mudah dari di Amerika, hanya karena pembiayaan yang sebenarnya tidak diperlukan.