Mohon tunggu...
Yohanes Widodo
Yohanes Widodo Mohon Tunggu... Dosen - Yohanes Widodo a.k.a masboi. Peminat komunikasi, media, dan jurnalisme. Tamat dari Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan master in Applied Communication Sciecne, Wageningen University, The Netherlands. Mengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ngeblog di http://www.masboi.com Bisa dihubungi di masboi@yahoo.com

Yohanes Widodo a.k.a masboi. Peminat komunikasi, media, dan jurnalisme. Tamat dari Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta dan master in Applied Communication Sciecne, Wageningen University, The Netherlands. Mengajar di Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ngeblog di http://www.masboi.com Bisa dihubungi di masboi@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Menuju Entrepreneurial University

2 Mei 2013   15:59 Diperbarui: 30 Agustus 2019   10:39 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa perguruan tinggi bahkan mencanangkan diri sebagai entrepreneurial university. Universitas menyediakan inkubator bisnis sebagai pusat pembelajaran dengan iklim bisnis yang kondusif yang didukung oleh fasilitas laboratoriun yang memadai. 

Sinergi antara technopreneur sebagai inisiator bisnis, lembaga riset sebagai pusat inovasi teknologi baru, dan perusahaan modal ventura sebagai penyandang dana, menjadi faktor penentu keberhasilan. 

Multimedia University (MMU) Malaysia merupakan salah satu entrepreneurial university,  di mana mahasiswa strata satu yang sejak masuk hingga wisuda mendapatkan dorongan, pelatihan, dan dukungan untuk membangun start up bisnis. MMU juga mengembangkan entrepreneurship dan riset bernilai komersial yang melibatkan dosen dan mahasiswa pasca sarjana (Teh Pei-Lee dan Yong Chen-Chen, 2008). 

Triple Helix Model

MMU menerapkan pendekatan triple helix model (strategi kerjasama antara University (U), Government (G), dan Industry (I) secara efektif. Menurut pendiri Triple Helix Association, Henry Etzkowitz (2002), interaksi antara University, Industry, dan Government (U-I-G) adalah fondasi penciptaan dan/atau pengembangan kegiatan inkubator yang bersifat privat, publik, atau sosial, pusat penelitian dan modal ventura. 

Triple Helix Model for Innovation. Sumber: Vidya Hattangadi
Triple Helix Model for Innovation. Sumber: Vidya Hattangadi

Interaksi U-I-G adalah interaksi dalam masyarakat berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based society). Perguruan tinggi lain yang berkomitmen menuju entrepreneurial university adalah National University of Singapore (NUS). 

Dengan misi ‘kembar’ perguruan tinggi yakni (1) mendidik warga negara serta (2) berkontribusi pada penciptaan pengetahuan baru melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D), NUS menambahkan misi ‘ketiga’ yakni mengembangkan kewirausahaan untuk merespon kebutuhan ekonomi Singapura dengan menciptakan industri berbasis pengetahuan/inovasi serta komersialisasi (Poh-Kam Wong et al, 2007). 

Untuk menjadi entrepreneurial university, NUS menciptakan divisi atau organisasi baru yang disebut NUS Enterprise. Organisasi ini bertujuan memasukkan dimensi-dimensi entrepreneurship dalam aktivitas pendidikaan dan penelitian. Mereka mengangkat seorang profesor yang telah mengembangkan temuan-temuannya untuk dikomersialisasi sebagai CEO. 

CEO kedua adalah mantan pemodal ventura yang memiliki pengalaman riset dan start-up bisnis. NUS Enterprise berfokus pada internasionalisasi dan kolaborasi industri bi bidang riset dengan penekanan pada riset-riset yang berkualitas. 

Komitmen NUS untuk menjadi entrepreneurial university diungkapkan oleh Prof Shih Choon Fong (2002).

"NUS bercita-cita untuk berdiri di antara entrepreneurial universities. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi perusahaan pengetahuan global (global knowledge enterprise). Kami telah mengambil langkah-langkah untuk menyuntikkan dimensi kewirausahaan. Kami telah mendirikan NUS Enterprise sebagai ‘a free enterprise zone’, di mana inovasi dan kewirausahaan dibebaskan dari aturan-aturan tradisional."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun