Mohon tunggu...
masbogiek
masbogiek Mohon Tunggu... Pokoknya halalan thoyiban.... -

Nasehat bapak , " peso kuwi dienggo lan diasah ben ra kethul..."

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Serial EduTraktor ( II ) : Mau Jadi Teknisi Alat Berat?......Sekolah Apa?

27 Maret 2017   09:25 Diperbarui: 27 Maret 2017   18:00 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menjadi teknisi alat berat saat ini lebih banyak pilihan dibandingkan beberapa tahun silam.Banyak sekolah kejuruan baik tingkat menengah maupun politeknik membuka jurusan teknik alat berat dan kebanyakan bekerjasama dengan dunia industri untuk menyerap ilmu dan praktek praktek yang telah dijalankan didunia industry.Mengapa hal tersebut dilakukan? Tak lain adalah karena pendidikan teknik alat berat memerlukan capital yang besar untuk mengadakan peralatan praktek,kompleksitas yang tinggi dan bukan merupakan pekerjaan yang umum dilakukan dan dilihat ditengah tengah suatu masyarakat.

Ambil contoh seperti ini :

Sebuah mobil adalah suatu hal yang biasa dilihat berada diantara masyarakat,keterampilan merawat dan memperbaiki mobil juga dipraktekkan ditengah tengah masyarakat dan menjadi hal yang umum.

Namun apabila “mobil” tersebut dilengkapi dengan peralatan bekerja untuk mendorong tanah,menggali,mengebor dan lain sebagainya tentunya akan menjadi lebih kompleks,kemudian karena ukurannya yang semakin besar maka tidak mungkin lagi untuk dapat beroperasi dengan mudah ditengah tengah masyarakat,oleh sebab itu keterampilan untuk merawat dan memperbaikinya tidak mudah ditemui ditengah tengah masyarakat.

Selain melalui jalur sekolah, ada banyak perusahaan yang menyediakan pelatihan untuk menjadi teknisi alat berat dikarenakan kebutuhan dari perusahaan tersebut,contohnya dealer dealer alat berat akan selalu mendidik teknisi maupun calon teknisi yang bekerja di perusahaannya untuk menjaga mutu,performa dan image dari alat berat yang mereka jual.

Juga perusahaan perusahaan yang mengoperasikan alat berat dalam jumlah banyak tentunya akan memiliki teknisi alat berat untuk merawat peralatan yang mereka miliki agar dapat bekerja dengan baik dan tidak terlalu tergantung dengan teknisi dari dealer.

Berikut salah satu contoh dari pembagian level teknisi alat berat di suatu perusahaan termasuk dengan tipe pekerjaan yang harus dilakukan :

capture-1-jpg-58d87add187b61d656135eb1.jpg
capture-1-jpg-58d87add187b61d656135eb1.jpg
capture-2-jpg-58d87af66ea834e3048b4567.jpg
capture-2-jpg-58d87af66ea834e3048b4567.jpg
capture-3-jpg-58d87b0f6ea83437048b4567.jpg
capture-3-jpg-58d87b0f6ea83437048b4567.jpg
Penyebutan jenjang level dari teknisi bisa jadi berbeda beda dari tabel diatas,namun secara umum adalah teknisi pemula,teknisi menengah,teknisi tingkat lanjut dan teknisi ahli.Untuk typical work performed pada teknisi dari dealer alat berat biasanya lebih kompleks dari tabel diatas,sementara pembantu teknisi atau helper tidak dibicarakan disini.

Untuk lulusan SMK jurusan alat berat diharapkan dapat memasuki jenjang teknisi pemula atau Level 1 Mechanic pada tabel diatas setelah mengikuti pelatihan lanjut didalam perusahaan,biasanya pelatihan mengenai masalah keselamatan kerja dan adaptasi cara kerja di perusahaan serta lulus masa percobaan.

Untuk lulusan politeknik alat berat diharapkan dapat dapat memasuki jenjang teknisi menengah atau Level 2 Mechanic pada tabel diatas setelah mengikuti pelatihan lanjut didalam perusahaan,biasanya pelatihan mengenai masalah keselamatan kerja dan adaptasi cara kerja di perusahaan serta lulus masa percobaan.

Untuk teknisi tingkat lanjut dan teknisi ahli hanya bisa dicapai ketika sudah bergumul didunia alat berat,pengalaman dan pelatihan terus menerus akan semakin memoles dan menguji anda yang benar benar memiliki passion di bidang alat berat…..dan khusus hal ini tidak bisa diperoleh di sekolah formal manapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun