Mohon tunggu...
Budi Haryono
Budi Haryono Mohon Tunggu... profesional -

Cari, Telusuri, Verifikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

ESQ, IQ, AQ dan AI

7 Januari 2018   19:45 Diperbarui: 7 Januari 2018   20:03 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan Intelektual (IQ) atau Intelligence Quotient adalah  kemampuan dalam hal kemampuan untuk menganalisis (analitis), dan rasio  logika seseorang. Dengan demikian, IQ berhubungan dengan kemampuan  berbicara, kesadaran akan hal-hal di sekitarnya dan penguasaan  matematis.

Contoh sederhana adalah saat langit mendung, maka hujan akan turun hari ini.

Ayah memercayai kami untuk memasang televisi di ruangan itu, tapi dia  melarang kami menonton televisi sampai jam 9 malam. Apa yang terjadi  saat kita menghancurkannya?, Ayah akan memarahi kita dan fasilitas  menarik (TV) ini.

IQ singkatan dari Intelligence Quotient, yang berarti mengukur  kemampuan intelektual, analitis (kemampuan untuk menganalisa), dan rasio  logika seseorang. Dengan demikian, IQ berhubungan dengan kemampuan  berbicara, kesadaran akan hal-hal di sekitarnya dan penguasaan  matematika.

Ayah memercayai kami untuk memasang televisi di ruangan itu, tapi dia  melarang kami menonton televisi sampai jam 9 malam. Apa yang terjadi  saat kita menghancurkannya?, Ayah kemungkinan besar akan memarahi kita  dengan fasilitas atraktif (TV) ini.

Emotional Quotient (EQ) EQ adalah kemampuan seseorang untuk  berkomunikasi dalam dua dimensi, yaitu arah ke arah pribadi  (intrapersonal) dan lingkungan luar pribadi (interpersonal).

Komunikasi pribadi (intrapersonal) dilakukan oleh seseorang untuk  dirinya sendiri. Hal ini berguna untuk meningkatkan kesadaran diri  (self-awareness), penerimaan diri (self-acceptance), menghargai diri  sendiri (self-respect), dan pengendalian diri (self-mastery).

Misalnya, saat kita mengharapkan ayah membelikan kita mobil, tapi  tidak memberikannya dengan alasan tertentu. Dalam memainkan EQ pribadi  kita, seberapa besar kesadaran diri akan manfaat mobil bagi kita.

Kemudian ketika kita menyadari bahwa manfaatnya sangat kecil, kita  mulai menerima keputusan ayah kita untuk tidak membelikan mobil. Dengan  menerimanya, kita tidak akan merasa sedih meski teman kita memiliki  mobil sendiri.

Sedangkan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami, menerima,  percaya, dan mempengaruhi orang lain. Salah satu contohnya adalah saat  Anda meminta saran dari teman terbaik Anda, teman Anda akan memberi  tanggapan. Tanggapan yang Anda butuhkan untuk mengerti dan menerima yang  baik.

Spiritual Quotient (SQ) Kecerdasan spiritual atau yang biasa dikenal  dengan SQ adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang mengembangkan  dirinya melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai positif.

SQ adalah fasilitas yang membantu seseorang mengatasi masalah dan  menghadapi masalah. Karakteristik utama SQ ditunjukkan oleh kesadaran  seseorang untuk menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai  dan makna.

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai oleh  kemampuan seseorang untuk menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi dengan  lingkungannya, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu mengatasi  penderitaan dan mungkin kesulitan, mampu mengambil pelajaran berharga  dari kegagalan yang pernah dialaminya, mampu mewujudkan kehidupan sesuai  dengan visi dan misinya, mampu melihat keterkaitan antara berbagai  syarat, mandiri, dan pada akhirnya membuat seseorang memahami makna  hidupnya.

Adversity Quotient menurut Paul G. Stoltz adalah kecerdasan yang  tampak di wajahnya ketika seseorang menghadapi kesulitan atau rintangan  serta kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan dan tantangan hidup  yang dialami.

Markman (2005) memberikan pemahaman kecerdasan untuk mengatasi kesulitan sebagai berikut:

Adversity Quotient (AQ) adalah ilmu ketangguhan manusia, orang-orang  yang berhasil menerapkan AQ memiliki kinerja optimal dalam menghadapi  tantangan kecil maupun besar, yang menghadapi kita setiap hari.  Sebenarnya, mereka tidak hanya belajar dari penjelasan tantangan ini  saja, tapi juga meresponnya dengan lebih baik dan lebih cepat.

Adversity Intelijen (AI) adalah pengetahuan tentang ketahanan  individu, individu yang secara optimal menggunakan kecerdasan ini akan  menghasilkan kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik itu besar  maupun kecil dalam kehidupan kita sehari-hari. Faktanya mereka tidak  hanya belajar dari tantangan, tapi juga merespons dengan lebih baik dan  lebih cepat.

Menurut Stoltz (1997), definisi Adversity Quotient dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu:

  • Adversity Quotient adalah kerangka konseptual untuk memahami dan memperbaiki semua aspek kesuksesan
  • Adversity Quotient adalah ukuran bagaimana seseorang menanggapi kesulitan.
  • Adversity Quotient adalah alat yang didasarkan pada pengetahuan  ilmiah untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam merespons kesulitan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Adversity Quotient adalah  kemampuan seseorang untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam berbagai  aspek kehidupan. Melalui Adversity Quotient untuk mengetahui apakah  individu mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan yang dialami, serta  kemampuannya mengatasi kesulitan tersebut. 

Kesulitan mendapatkan juga  bisa, memprediksi siapa yang akan muncul sebagai pemenang dan siapa yang  akan putus asa dalam ketidakberdayaan sebagai pecundang. Selain itu,  Adversity Quotient juga bisa memprediksi siapa yang akan memberi dan  siapa yang akan bertahan dalam menghadapi kesulitan.

Dalam konsep Adversity Quotient, dalam kehidupan diumpamakan sebagai  pendakian. Kesuksesan adalah sejauh mana individu bergerak maju dan  menanjak, terus tumbuh sepanjang hidup mereka meski mengalami kesulitan  dan hambatan yang menjadi penghalang (Stoltz, 1997). Adversity Quotient  sangat berperan penting dalam mencapai tujuan hidup atau mempertahankan  visi seseorang, Adversity Quotient digunakan untuk membantu individu  memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan kehidupan  sehari-hari, sambil berpegang pada prinsip-prinsip yang membentuk tujuan  dan impian.

Emotional Spiritual Quotient (ESQ) merupakan gabungan antara EQ dan  SQ, penggabungan antara kecerdasan emosi dan kontrol spiritual. Model  Emosional Spiritual Quotient (ESQ) dapat didefinisikan sebagai model  kemampuan seseorang untuk memberi makna pada pemahaman spiritual,  perilaku (moral) dan aktivitas, serta mensinergikan kemampuan IQ  (Intelligent Quotient) yang terdiri dari IQ Logic (Thinking) dan IQ  Finansial. Juga intelijensia dalam memenuhi kebutuhan ataupun keuangan,  yaitu dengan mamanfaatkan EQ (Emotional Quotient) dan SQ (Spiritual  Quotient) secara komprehensif.

Manfaat yang bisa diraih dari kemampuan ESQ adalah memiliki  keseimbangan antara hubungan horisontal (manusia terhadap manusia) dan  vertikal (manusia dan Tuhan). ESQ juga bisa membuat kita lebih percaya  diri melakukan tindakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun