Mohon tunggu...
haafiz Imam
haafiz Imam Mohon Tunggu... Konsultan - Motivator keluarga

Santri Kehidupan di pesantren dunia tanpa warna. Kitab hati adalah menu harian bersama pena makna yang tak pernah usang.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Intel di Bis Tegal Purwokerto

29 Oktober 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlihat kernet Bis itu sibuk dengan Hpnya, Sebentar-sebentar HP itu berdering, atau terkadang si kernet itu yang memulainya. Dalam jarak sepanjang kurang lebih 10 km, Hp itu terus berbunyi mengabarkan informasi.

Tit...tit... tit...

“Ya Bro.....” Sahut Kernet menjawab panggilan. Tak terdengar jelas apa yang dikatakan oleh orang diseberang telephon. Tapi kemudian Aku tahu jawabannya.

“JW mlakune alon pisan” Lapor Kernet kepada Sopir mengabarkan informasi yang di peroleh dari orang di ujung telephon.

Lima menit kemudian, diambilnya kembali HP jadul dari saku celananya. Kali ini kernet yang menghubungi.

“Tak GS wis liwat..?” (Kernet bertanya kepada seseorang yg berada diujung telephon dengan sebutan Tak... (GS sudah lewat...?)

“Durung...?” “Lha kae Bise” Kernet itu berkata meneruskan kata-katanya sendiri. (Belum...? nah itu bisnya masih situ)

“Mangkat jam sanga nembe tekan kene... sing ngawa sapa sih... supir anyar ya” Kali ini sopir bis itu menimpali ucapan kernetnya.

Hampir dalam setiap kurang dari 5 menit HP itu berbunyi. Saya berfikir, rupanya “Intel-intel” yang ada di posisi tertentu melaporkan posisi bis “saingannya” agar sopir bis yang saya naiki bisa mengatur kecepatan sebagai sebuah strategi untuk mendapatkan penumpang sebanyak-banyaknya.

Aku kagum - karena baru tahu kali, untuk  persaingan usaha sekelas bis ekonomi kecil (bis 3/4) sudah menerapkan strategi “modern” dalam  memenangkan persaingan bisnis. Mereka berusaha untuk mengenali siapa saingannya dan bagaimana posisinya. Hal yang wajar dalam bisnis tapi dalam hal ini belum pernah terfikir di otak saya.

Sebelum turun –saya turun di tengah jalan - saya sempat memberikan apresiasi.

“Weh... keren, intele akeh temeeen” sambil ngajungin jempol. Jempol yang tulus untuk sebuah sistem yang rapi, efektif dan efisien. Mereka bsaling erkomunikasi, bertukar informasi tidak lebih dari 10 kata dan tidak lebih dari 15 detik.

Saya ndak enak mau nanyain, berapa intelnya, siapa mereka dan berapa tips yang dikasih untuk sebuah info yang diberikannya. Bayangan saya, mungkin hanya sebatas aqua, sedikit pulsa, dan sebatang rokok. Namun mereka telah mengajarkan satu nasihat kepadaku. Keseriusan bekerja dan Kekuatan jaringan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun