“Dah lama mas merokoknya?”
“Maksudnya…?”
“Ya itu, sudah berapa tahun menjadi perokok”
“Oh, ya semenjak remaja lah, semenjak tahu rokok”
“Oh. Tahu gak mas, jika anda tidak merokok semenjak remaja itu, duit anda bisa anda tabung buat beli….”
“Aha, saya tahu kemana arah anda bicara..he..he” buru-buru si perokok menyela, ia mematikan rokoknya, lalu, “He..he, maaf kalo asap rokok saya mengganggu..”
“ndak apa-apa, cuma mau saya mau sedikit berbagi saja tentang…”
“Ah ya, saya juga sudah tahu, kalo saya tidak merokok, lalu uang rokok saya tabung, dan saya tentu tidak naik bis kota ini, sebab saya bisa pake mobil sendiri hasil dari tabungan uang rokok, begitu kan maksud anda..”
“he..he, kok mas tahu.. jadi malu ah…”
“Ah, ndak usah malu, saya juga mau berbagi cerita dengan anda..”
“Loh, punya cerita juga toh”
“ya iyalah, kalo sampeyan mengandaikan saya tidak merokok dan tabungan uang rokok saya bisa beli mobil, nah sekarang saya tanya..”
“Tanya apaan tuh mas..?”
“Situ ndak merokok kan”
“Ya, lantas..?”
“Situ enggak merokok, nah sekarang situ….”
“Aha, saya tahu ke mana arah anda bicara..he..he”
“Loh......?”
>>bersambung di sini,..<<
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H