Kurikulum Merdeka merupakan program pendidikan baru yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia pada tahun 2021. Program ini bertujuan untuk memberikan pendidikan yang lebih relevan dan kontekstual bagi peserta didik, dengan mengintegrasikan aspek-aspek budaya, karakter, dan kearifan lokal dalam setiap mata pelajaran.
Beberapa contoh aksi nyata dari Kurikulum Merdeka yang sudah dilakukan di sekolah-sekolah di Indonesia antara lain:
Baca Juga :Â Kumpulan Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Tahun 2023
Integrasi budaya lokal dalam pembelajaran
Dalam Kurikulum Merdeka, setiap mata pelajaran harus mengintegrasikan aspek-aspek budaya dan kearifan lokal dalam setiap pembelajarannya. Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan aksi nyata ini dengan mengajarkan budaya lokal seperti tari tradisional, musik, atau bahasa daerah sebagai bagian dari pembelajaran di kelas.
Pemberdayaan komunitas lokal
Kurikulum Merdeka juga mendorong pemberdayaan komunitas lokal dalam proses pembelajaran. Beberapa sekolah sudah mulai bekerja sama dengan komunitas lokal seperti petani, nelayan, atau pengrajin dalam kegiatan pembelajaran. Misalnya, siswa-siswa diajak untuk melakukan kegiatan observasi langsung di lahan pertanian atau melakukan praktikum di workshop pengrajin lokal.
Pengembangan karakter
Karakter merupakan salah satu fokus utama dari Kurikulum Merdeka. Sekolah-sekolah sudah mulai menerapkan aksi nyata dalam pengembangan karakter peserta didik seperti mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang fokus pada pengembangan karakter seperti kejujuran, kerjasama, dan rasa tanggung jawab.
Pembelajaran kontekstual
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang kontekstual dan relevan bagi kehidupan sehari-hari peserta didik. Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan aksi nyata dengan mengaitkan pembelajaran dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa seperti melalui penggunaan contoh kasus yang ada di masyarakat.
Pembelajaran berbasis proyek
Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran berbasis proyek, dimana peserta didik diajak untuk melakukan proyek atau tugas yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Beberapa sekolah sudah mulai menerapkan aksi nyata dengan memberikan proyek atau tugas kepada siswa yang berkaitan dengan isu-isu lokal yang sedang dihadapi masyarakat di sekitar sekolah.
Pengembangan literasi digital
Kurikulum Merdeka juga mendorong pengembangan literasi digital sebagai bagian dari pembelajaran. Sekolah-sekolah sudah mulai menerapkan aksi nyata dalam pengembangan literasi digital dengan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada siswa dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta menjadikan teknologi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran.
Dalam implementasinya, aksi nyata dari Kurikulum Merdeka dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan kondisi di masing-masing sekolah. Sumber