Mohon tunggu...
Moh Khozah
Moh Khozah Mohon Tunggu... Penulis - Dai Bilqolam

Alumni Mahasiswa BKPI IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengenalmu (Part 09)

26 April 2019   19:03 Diperbarui: 27 April 2019   18:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu sore sekitar jam 16.00 kegiatan ngobrol pintar yang disingkat dengan  NGOPI mulai dipadati oleh para mahasiswa Junius yang mempunyai kemampuan berbicara dan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan di masa kini. Semua pendapatnya menggunakan referensi buku yang telah dibaca, tak heran jika anggota NGOPI ini mampu berbicara dan berpendapat di forum manapun karena mereka itu diwajibkan untuk kritis dan wajib menggunakan referensi ketika mau menyelesaikan masalahnya.

Kali ini dipimpin oleh Masrul sebagai moderator NGOPI dengan tema Jangan hanya mengejar prestasi akademik tapi berproseslah sendiri. Tema ini diangkat karena banyaknya mahasiswa yang hanya mengejar nilai tinggi walaupun bukan hasil sendiri. Dari tema ini menjadikan para anggota NGOPI mulai gelisah untuk menyampaikan pendapatnya baik yang ada di posisi Pro dan Kontra. 

anggahan serta kritik terus bersebrangan menganalisis tema yang diangkat pada kali ini. Suasana ramai membuat para mahasiswa-mahasiswi yang melintas di dekatnya menontonnya walaupun hanya sebentar, kegiatan yang sangat menarik menjadi perhatian Mahasiswa-mahasiswi untuk berpartisipasi menjadi bagian dari anggota NGOPI.

Senja terus membuntuti kegiatan NGOPI, Masrul sebagai moderator memberikan kesimpulan terhadap tema yang diangkat pada kegiatan NGOPI kali ini. Sesudah itu satu sama lain saling damai dan mengambil manfaat dari hasil diskusi sesuai hasil yang menemui titik terang tema yang diangkat.

Affan, namaku dipanggil oleh salah seorang dari belakang entah siapa orang yang memanggilnya. Aku pun langsung melihat kebelakang, kerudung silver malu-malu melihatnya. Aku pun langsung menghampirinya dan menyapanya.

"Emba' yang memanggilnya barusan," tanyaku.
"Sejak kapan kamu punya emba'?" Responnya perempuan yang berkerudung silver.
"Emang kamu siapa?" Tanyaku penasaran.
"Pernahkah kamu membaca surat kabar kemarin."
"Setiap hari, apa hubungannya surat kabar dengan kamu?"
"Ada hubungannya, karena cerita pendek yang bisa mengantarkan perkenalanku dengan kamu."
"Kamu Zahra?"
"Betul sekali."
"Apa kabar kamu dik."
"Alhamdulillah baik."
"Kita jodoh ya...."
"Loh kok bisa mas."
"Kemarin kita pernah bilang kalau suatu saat nanti kalau memang jodohnya pasti bertemu."
"Wow iya mas, benar sekali."

Akupun langsung mengajak ngobrol sebentar dan mencari tempat duduk yang suasananya sejuk. Pertemuan pertama kali ini tidak langsung begitu akrab karena mungkin baru kali bertemu dan masih merasa gugup untuk bercanda. Tidak lama kemudian aku dan Zahra pulang bersama-sama dengan kendaraan yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun