Mohon tunggu...
Moh Khozah
Moh Khozah Mohon Tunggu... Penulis - Dai Bilqolam

Alumni Mahasiswa BKPI IAIN Madura

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mengenalmu (Part 07)

25 April 2019   04:31 Diperbarui: 25 April 2019   05:17 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi-pagi sekali koran sudah ada di tempat biasanya koran diletakkan oleh pengantar koran ke rumah. Berita menarik terkait politik ada di halaman utama dengan gambar yang melintang besar. Selain itu berita menarik lainnya juga tergambar pada bagian depan yang ditulis oleh para wartawan hebat sehingga kata-katanya membuatku selalu setia membacanya setiap pagi sebelum berangkat ke kampus.

Pada halaman sastra dan budaya terdapat karya cerita pendek yang ditulis oleh salah satu penulis yang cukup keren. Tapi penulis cerpen kali ini bukan Zahra akan tetapi Sinta penulis produktif yang telah berhasil menciptakan puluhan karya cerita pendek dalam setiap bulannya. Semua tulisan cerita pendeknya mampu menarik perhatian para pembacanya sehingga menjadi penantian oleh semua media massa yang pernah menerbitkan karyanya. Tak heran jika hari Ini karya Zahra tidak tayang. Sebab sudah ada karya yang lebih menarik yang diminati oleh banyak pembaca. Barangkali besok karya Zahra akan terbit, sebab aku sangat penasaran dengan karya yang ditulisnya kemarin sebab tokohnya mencatut namaku.

"Hey putri cantik, karya kamu belum tayang?" Sapaku melalui akun WhatsApp.
"Iya, Raja! Maaf sebelumnya karyanya belum dikirim karena belum direvisi."
"Wah, aku kira sudah ditolak oleh media massa."
"Kamu lagi menunggunya iya?"
"Pasti dong. Pembaca setia selalu menunggu karya penulis cantik."
"Belum saja ketemu sudah bilang cantik, apalagi ketemu pasti bilangnya bidadari."
"Wow, penasaran banget aku di sini."
"Biarkan kau penasaran, kalau emang jodoh pasti ketemu."
"Emang kita tidak jodoh, bukannya kita satu kampus."
"Satu kampus bukan jaminan untuk menentukan jodoh Karen jodoh adalah rahasia dari Allah SWT."
"Iya, betul kamu. Baru saja satu cerpennya tayang di media sudah hebat berpendapat."
"Bukan gitu, kalau memang begitu ayo kita bertemu."
"Tidaklah, mau ngapain kita bertemu. Kalau jodoh pasti bertemu."
"Nah gitu, bagus."
"Keceplosan lagi nih."
"Iya deh kita akan bertemu kalau memang ada tanda-tanda jodoh."
"Oke, siap."

Akupun sudah menutup akun WhatsApp dan pindah untuk membuka media Kompasiana sebagai tempat untuk mencari beragam artikel menarik untuk dibaca yang selalu menarik perhatian pembaca. Di sini siapa saja bisa menulis dan saling interaksi antar penulis serta saling memberi penilaian terhadap artikel yang di posting.

Selepas membaca artikel media kompasina akupun langsung siap-siap untuk berangkat ke kampus seperti biasanya dan tak lupa untuk memasukkan hal-hal yang termasuk penting karena hari ini mempunyai 5 mata kuliah mulai dari jam 07.00 sampai 16.41 jadi semuanya dipersiapkan semuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun