UKT lunas, masih ada yang menjadi kendala yaitu transportasi pergi ke kampus di mana saat itu harus pulang pergi dikarenakan masih menjadi duta santri pengabdian di pesantren. Kendala ini mendapat solusi dari tetangga yang rela meminjamkan sepeda motornya untuk dipakai selama proses kuliah, padahal sepeda motor ini merupakan satu-satunya.
Singkat cerita, kuliah berlangsung dengan aneka ragam kebutuhan mulai dari pembelian buku, sumbangan kelas dan biaya transportasi serta uang makan menjadi perhatian bagiku. Meski aku sambil mengajar namun honor yang didapatkan tidak bisa dijadikan ukuran biaya kuliah yang cukup. Pada tengah semester informasi pendaftaran bidikmisi angkatan 2017 menyebarluas ke grup-grup media whatsapp. Meski demikian bukan langsung mendaftarakan diri. Mungkin ini memang rejeki untuk mendapatkan bidikmisi. Pada selang berapa hari penutupan pendaftaran  melakukan pendaftaran lantaran diajak oleh teman kelas prodi Bimbingan Konseling Pendidikan Islam yang sama-sama masuk pada katagori krisis finansial.
2017 sejarahku lulus menjadi mahasiswa bidikmisi STAIN Pamekasan sebelum berubah menjadi IAIN Madura. Rasa senang dan bahagia menaungi jiwa, kini sudah tidak ada kata mau berhenti kuliah atau tidak. Akan tetapi menjadi dasar inspiratif bagi tetangga dekat dan family yang sebelumnya menyudutkanku bahwa jika kuliah maka hanya menghilangkan finansial yang besar bahkan ladang sawah menjadi ancaman. Sejak itu tetangga dekat dan family banyak yang bertanya-tanya tentang pendidikanku dan berencana akan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Tidak hanya itu keberhasilan mendapat biaya gartis kuliah dan biaya hidup yang lumayan besar menjadikan diriku untuk terus bangkit. Apalagi ketika dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik pada acara training new members of bidikmisi pada tahun 2017 membawaku semakin terus bangkit karena setiap proses tidak menghianati hasil.
Sebagai mahasiswa bidikmisi tentunya dituntut untuk menjadi generasi emas Indonesia, kata-kata ini menjadi pegangan hidupku sehari-hari dalam menjadi diri sendiri yang lebih baik, berkreasi, berinovasi dan berprestasi. Berkreasi melalui tulisan dan teknologi melalui media sosial.Â
Berinovasi melalaui public speaking terhadap para generasi emas Indonesia dan terbukti 8 mahasiswi baru IAIN Madura yang tergabung dalam program menulis di Pondok Mahasiswi Al-husna menjadi seorang penulis karya fiksi katagori puisi pada tahun 2018 menjelang tahun 2019.Â
Tidak hanya itu bertopeng mahasiswa bidikmisi beridiri tegak memberi gambaran kepada siswa-siswi Mi Mts Ma Mambaul Ulum Batu Gungsing dalam acara Kajian Umum Ikatan Mahasiswa Batu Gungsing menghasilkan beberapa siswa-siswi kelas akhir siap melanjutkan ke perguruan tinggi.
Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Bidikmisi yang telah menyelamatkanku dari pengangguran. Bidikmisi telah berhasil mengangkat seseorang dari desa di bawah naungan keluarga kurang mampu yang jauh dari keramaian orang. Salam mahasiswa bidikmisi...
Artikel ini pernah diikutsertakan lomba cerita inspiratif di Fradiksi IAIN Madura sebagai juara harapan 1 setelah melalui presentasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H