Mohon tunggu...
Masayu Syakira Quinna
Masayu Syakira Quinna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

I am a communication science student at the State University of Malang, with a keen interest and potential in the field of language and communication. My academic journey has equipped me with a strong foundation in various aspects of communication, enabling me to effectively convey ideas and messages. I am passionate about exploring the intricacies of language and its impact on human interaction. Through my writing, I aspire to share insights and knowledge that resonate with readers and inspire meaningful conversations. Join me in this journey of discovering the power of effective communication!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Cultural Studies terhadap Produk Budaya dan Dinamika Komunikasi Kontemporer

14 Desember 2023   11:00 Diperbarui: 14 Desember 2023   11:02 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era globalisasi ini, studi budaya semakin menjadi fokus perhatian, terutama dalam analisis terhadap produk budaya dan dinamika komunikasi kontemporer. Kekuasaan dan produk budaya merupakan dua elemen yang saling berhubungan dan menciptakan dinamika yang berbeda dalam masyarakat. Keduanya berinteraksi secara kompleks untuk membentuk pola pikir, nilai, dan identitas kolektif suatu kelompok. Kekuasaan merupakan salh satu aspek sentral dalam struktur sosial di dalam suatu masyarakat, kekuasaan tersebut juga tidak terbatas pada aspek politik saja, namun juga mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Sebagai elemen pokok dalam kehidupan manusia, produk budaya memainkan peran kunci dalam membentuk identitas suatu masyarakat dan individu. Budaya berkembang seiring waktu dan tercermin dalam berbagai bentuk kreativitas manusia.

Dalam konteks ini, budaya populer menjadi pusat kajian budaya karena pengaruhnya yang besar terhadap dinamika komunikasi kontemporer. Fenomena ini juga memunculkan permasalahan terkait konsumerisme, kapitalisme, dan akulturasi. Selain itu, perkembangan teknologi komunikasi juga mempengaruhi pola komunikasi dan interaksi sosial, sedangkan globalisasi mempercepat penyebaran produk budaya secara luas.

Perkembangan teknologi komunikasi, khususnya dalam era digital, telah mengalami perubahan mendasar dalam pola komunikasi dan interaksi sosial. Kehadiran media sosial, platform digital, dan berbagai aplikasi komunikasi tidak hanya memfasilitasi, tetapi juga memperluas dan mempercepat ruang komunikasi secara signifikan. Perkembangan ini turut berpengaruh pada proses pembuatan dan penerimaan produk budaya, di mana konten-konten digital memainkan peran yang signifikan dalam membentuk budaya populer saat ini.

Melalui dinamika globalisasi, produk budaya dari segala penjuru dunia kini dapat dengan lancar menyebar dan dijangkau oleh masyarakat di berbagai negara. Proses ini menghasilkan fenomena akulturasi budaya, di mana elemen-elemen budaya dari berbagai latar belakang saling melibatkan dan membentuk pola konsumsi serta produksi budaya yang inovatif. Seiring dengan perubahan zaman yang pesat, pemahaman terhadap produk budaya dan dinamika komunikasi menjadi semakin kompleks. Cultural Studies muncul sebagai alat analisis yang relevan dan kritis dalam membahas fenomena ini. Dalam esai ini, kita akan membahas secara mendalam tentang hubungan antara produk budaya dan dinamika komunikasi kontemporer, melalui lensa kritis Cultural Studies:

  1. Kekuasaan dalam Produksi dan Diseminasi Produk Budaya

Dalam kerangka Cultural Studies, kita tidak bisa mengabaikan peran kekuasaan dalam pembentukan dan penyebaran produk budaya. Bagaimana kekuasaan ekonomi dan politik mempengaruhi jenis produk budaya yang mendominasi pasar? Menurut Gramsci (1971), dalam jurnalnya yang membahas tentang konsep hegemoni, ia mengatakan bahwa kekuasaan dominan menciptakan kesepakatan budaya yang merasuk ke dalam masyarakat. Dalam konteks ini, produk budaya tidak hanya mencerminkan keinginan dan kreativitas, tetapi juga bagaimana kekuasaan memanipulasi persepsi melalui produk tersebut.

  1. Dinamika Komunikasi dalam Era Digital

Perkembangan teknologi komunikasi membawa kita ke era digital yang memengaruhi cara kita berkomunikasi dan mengonsumsi produk budaya. Jenkins (2006) mengenalkan konsep konvergensi media, di mana batas antara produsen dan konsumen semakin kabur.

  1. Representasi dan Identitas Media

Representasi dalam media adalah aspek yang sangat  penting dalam memahami bagaimana produk budaya menciptakan dan membentuk identitas. Stuart Hall (1997) menekankan betapa pentingnya dekoding pesan-pesan media untuk memahami bagaimana konstruksi identitas dilakukan. Kita harus mempertanyakan apakah produk budaya mencerminkan keberagaman masyarakat atau justru memperpetuasi stereotip. Dalam menganalisis representasi, kita dapat mengungkap cara di mana kekuasaan beroperasi dalam membentuk pandangan dunia kita

  1. Subkultur dan Perlawanan Terhadap Kebudayaan Dominan

Cultural Studies dikenal dengan penekanannya pada subkultur sebagai bentuk perlawanan terhadap kebudayaan dominan. Dick Hebdige (1979) dalam "Subculture: The Meaning of Style" menggambarkan bagaimana pemuda punk di Inggris menggunakan gaya mereka sebagai bentuk protes. Dalam konteks ini, kita perlu meneliti apakah subkultur tetap sebagai bentuk perlawanan atau apakah kebudayaan populer telah berhasil menyerap dan meredamnya.

  1. Tantangan Identitas Kultural dalam Globalisasi

Globalisasi membawa produk budaya dari berbagai budaya ke dalam satu lingkup. Arjun Appadurai (1996) dalam "Modernity at Large" mengusulkan konsep mediascape yang membawa kita ke dalam era globalisasi media.

Melalui pembahasan umum diatas, dapat kita llihat bahwa produk budaya dan dinamika komunikasi kontemporer yang di analisis melalui lensa kritis Cultural Studies dapat mengantarkan kita lebih dalam kepada makna di balik fenomena produk budaya serta kekuasaan di masyarakat. Penting untuk diingat bahwa Cultural Studies tidak hanya memberikan kerangka analisis, tetapi juga memberdayakan kita untuk menjadi konsumen dan produsen kritis dalam masyarakat ini. Melalui pemahaman terhadap kekuasaan dalam produksi, dinamika komunikasi digital, representasi media, subkultur, dan tantangan globalisasi, kita dapat lebih memahami kompleksitas dunia di sekitar kita.

Pembahasan spesifik mengenai tinjauan cultural studies terhadap produk budaya yaitu; 

(1)Analisis Representasi, yang dapat dilihat dari bagaimana interpretasi fokus pembahasan mengenai produk budaya itu sendiri serta bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi masyarakat, 

(2) Subkultur dan Identitas, yang dapat dilihat dari bagaimana kajian cultural studies memahami bahwa budaya bukanlah entitas homogen, 

(3) Kritis terhadap Kekuasaan dan Ideologi, dengan keterlibatan kita terhadap dua hal tersebut yang dapat mencerminkan bagaimana dominasi produk budaya dan bagaimana kepentingan politik dan ekonomi. Adapun menyikapi perbedaan budaya dengan menyeragamkan budaya, sudah cukup “mengerikan”, apalagi ‘membudayakan’ pihak lain dengan membuat klaim tidak berdasar secara sepihak dan mengakui bahwa budayanya adalah yang paling baik dengan tujuan untuk mempertahankan dominasi dan status quo kekuasaan mereka secara tidak bijaksana, dipandang dari sisi kajian budaya dan hal inilah yang mengakibatkan perilaku tidak manusiawi atau melanggar HAM (Santi, 2003). 

Pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana budaya tidak hanya mencerminkan realitas tetapi juga membentuknya, sekaligus mengidentifikasi konflik, perlawanan, dan potensi perubahan dalam dinamika budaya kontemporer. Dengan cara ini, kita dapat mengidentifikasi konflik, tindakan perlawanan, dan kemungkinan perubahan dalam kehidupan budaya sehari-hari.

 Perspektif kajian budaya memungkinkan kita untuk menggali lebih dalam interpretasi dan pengaruh produk budaya terhadap cara kita berpikir dan berinteraksi. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk mengeksplor dinamika kompleks di balik produksi, distribusi dan konsumsi budaya serta melihat bagaimana kebijakan politik dan ekonomi memainkan peran penting dalam membentuk narasi budaya. Sebagai contoh, melalui analisis Cultural Studies, kita dapat mengeksplorasi bagaimana media massa menjadi sarana untuk menyebarkan ideologi tertentu, menciptakan opini publik, dan memengaruhi pandangan kolektif terhadap isu-isu penting. Di dalam Cultural Studies terhadap produk budaya juga membentuk narasi budaya yang mencerminkan kepentingan dan nilai-nilai dominan. Dalam konteks ini, analisis Cultural Studies memungkinkan kita untuk melihat lebih jauh bagaimana media massa tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi tetapi juga sebagai agen kekuasaan yang dapat membentuk opini dan pandangan publik. 

Media massa, termasuk televisi, radio, surat kabar, dan platform digital, memiliki kemampuan untuk menciptakan narasi yang meresap ke dalam kesadaran kolektif. Dengan  merinci bagaimana media massa menyebarkan ideologi tertentu, kita dapat mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai, norma, dan pandangan dunia tertentu menjadi bagian integral dari budaya populer. Selain itu, Cultural Studies juga menyoroti perlawanan dan subversif yang muncul dari kelompok marginal dan kelompok yang  tidak terwakili di media massa. Dengan menganalisis bagaimana kelompok-kelompok ini menciptakan dan mengartikulasikan narasi alternatif, kita dapat melihat bagaimana mereka berupaya melawan dominasi budaya dari kekuatan-kekuatan arus utama.

Adapun pembahasan spesifik mengenai tinjauan cultural studies terhadap komunikasi kontemporer, yaitu ; 

(1) Globalisasi dan Hibriditas, konsep ini sangat ditinjau dalam cultural studies karena disitulah pembahasan unsur-unsur budaya yang berinteraksi dan menghasilkan bentuk baru di konteks global dengan menyelidiki bagaimana globalisasi memengaruhi aliran informasi dan produk budaya

(2) Media Sosial dan Partisipasi Publik, dimana dalam hal inicultural Studies memeriksa dampak media sosial dan teknologi digital pada partisipasi publik, tentang bagaimana teknologi memungkinkan pembentukan kelompok-kelompok komunitas baru ataupun menyediakan platform untuk suara yang sebelumnya terpinggirkan

(3) Audience Reception, yaitu peran penting penonton dalam interpretasi dan resepsi produk budaya. Cultural Studies menggali bagaimana penonton aktif berpartisipasi dalam proses makna dan bagaimana interpretasi dapat bervariasi antar kelompok dan individu.

(4) Konflik dan Resistensi, dalam hal ini Cultural Studies menyoroti konflik dan resistansi dalam komunikasi kontemporer, misalnya tentang bagaimana kelompok-kelompok tertentu mungkin menentang representasi mereka dalam media atau menggunakan media sebagai alat perlawanan.

Tinjauan Cultural Studies terhadap komunikasi kontemporer menyoroti beragam aspek, termasuk pengaruh kekuasaan dalam produksi budaya, peran media massa, dan kritik terhadap ideologi yang disebarkan melalui komunikasi. Kajian budaya mengkaji berbagai praktik budaya dan hubungannya dengan kekuasaan, dan bertujuan untuk mengungkap hubungan kekuasaan dan menganalisis bagaimana hubungan tersebut mempengaruhi makna dalam berbagai konteks(Laura, 2014). Selain itu, tinjauan cultural studies dalam komunikasi kontemporer dapat dilakukan pendekatan lintas disiplin karena ia memberikan wawasan mendalam terkaitkompleksitas kontemporer dan dampaknya dalam pembentukan makna dan identitas budaya.

Analisis Cultural Studies terhadap media massa tidak hanya memungkinkan kita  memahami bagaimana kekuasaan dan nilai-nilai dominan tercermin dalam produk budaya, tetapi juga konstruksi norma-norma sosial yang ada dan memberikan wawasan tentang peran media dalam reproduksi. Dengan mempertimbangkan kerangka analitis Cultural Studies, kita dapat mengajukan pertanyaan penting tidak hanya tentang bagaimana produk budaya menghasilkan narasi budaya, namun juga  siapa yang mempunyai wewenang untuk merumuskan dan mengendalikan maknanya.  Dengan kata lain, analisis  produk budaya melalui kajian budaya memungkinkan kita  melihat lebih dalam relasi kekuasaan yang terjadi dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi budaya.

Ditulis Oleh :

Masayu Syakira Quinna

Noer Nazwa Muharromah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun