Mohon tunggu...
Mas Arsyarrahman Setiawan
Mas Arsyarrahman Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asih, Sebuah Resensi Buku

3 Maret 2021   11:25 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:12 10516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan berkut adalah resensi dari sebuah buku berjudul "Asih" karya Risa Saraswati. Selamat membaca.

Identitas Buku

Judul Buku                  : Asih

Pengarang                   : Risa Saraswati

Penerbit                       : PT. Bukune Kreatif Cipta

Jumlah Halaman         : 194 Halaman

Tahun Terbit               : 2017

Sinopsis

Buku ini berkisah tentang Asih, seorang kuntilanak yang tinggal di pohon dekat rumah nenek Risa. Tidak ada yang tau mengapa Asih menjadi seperti ini. Yang jelas, pada awalnya Asih juga merupakan seorang manusia biasa. Kasih, itu nama aslinya. Entah kapan dia mulai di panggil Asih. 

Lahir dari sebuah keluarga miskin di perkampungan di bumi priangan, Asih merupakan anak tertua dari keluarga tersebut. Beranjak dewasa, Asih memutuskan untuk merantau ke Bandung menjadi seorang pengasuh. Asih menikmati pekerjaannya sebagai pengasuh anak seorang keluarga Belanda. Namun karena kelalaiannya, ia pernah tidak memperhatikan anak yang ia asuh. Anak itu mati karena kelalaian Asih. 

Dalam kondisi sulit, Asih hidup luntang-lantung di jalan. Namun nasib masih berpihak kepadanya. Asih ditolong oleh seorang wanita yang merasa iba padanya, yang tak lain adalah nenek Risa sendiri. Ia bekerja pada keluarga itu, tetapi tidak diizinkan untuk mengasuh anak. Asih terjerumus kedalam rayuan seorang tukang ojek, yang membuatnya hamil diluar nikah. 

Awalnya ia menyembunyikan kehamilannya, tetapi hal tersebut mulai tercium oleh salah satu pembantu di rumah itu. Takut akan kembali hidup di jalan, Asih memutuskan untuk bunuh diri bersama jabang bayi yang masih dikandungnya. Sejak saat itu, Asih mulai dikenal sebagai sosok kuntilanak yang tinggal di pohon beringin dekat rumah nenek Risa. 

Asih suka menganggu anak kecil. Pernah ia menculik seorang bayi untuk dijadikan anaknya, meskipun ia bukan manusia lagi. Namun, ia mengembalikan bayi itu lagi setelah membuat kesepakatan dengan seorang pintar di kampong tersebut. Asih juga tak luput untuk mengganggu hidup Risa dan adiknya, Riri. Namun pada akhirnya, mereka sudah terbiasa dengan gangguan dari Asih tersebut

Kelebihan

Buku ini lumayan seru untuk dibaca. Penulis sendiri bahkan merasakan waktu yang berjalan cepat saat membaca buku ini. Alur maju mundur yang ditawarkan, dan juga kehadiran sosok Asih yang tentunya selalu menjadi tokoh antagonis dalam kehidupan seorang Risa Saraswati dan Peter Cs turut menambah nilai dari buku ini. Penulisannya ringan sehingga nyaman untuk dibaca.

Kekurangan

Agak sulit untuk menentukan tipe cerita ini, apakah fiksi atau non fiksi. Sebab dalam setiap buku yang Risa Saraswati tulis, Risa Saraswati menjelaskan bahwa ia berdialog dengan sosok halus tersebut saat sedang menulis buku. Entah apakah sosok itu memang "jin" atau hanya imajinasi seorang Risa Saraswati yang terkenal karena bukunya yang belum pernah ada di Indonesia ini.

Rekomendasi

Buku ini penulis rekomendasikan khususnya kepada pembaca yang telah mengikuti seri Peter Cs dari awal. Buku ini juga cocok bagi pembaca yang menikmati hal-hal mistis dan suka berimajinasi tinggi. Buku ini mengajak kita untuk membayangkan setiap peristiwa yang dialami Asih. Benar atau tidaknya isi buku ini tentu menjadi penilaian pembaca, namun penulis sangat menyarankan pembaca untuk membaca buku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun