Mohon tunggu...
Mas Arip
Mas Arip Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Galau Santai ala Amerika

7 Desember 2017   02:13 Diperbarui: 7 Desember 2017   02:20 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Putus cinta dari dulu hingga sekarang merupakan tema yang umum dalam sebuah lagu. Salah satu penyanyi yang ikut meramaikan tren ini adalah Jim Croce dalam lagunya yang berjudul Lover's Cross.

Bagi para penikmat musik di Indonesia, nama Jim Croce memang terdengar asing. Bahkan mungkin di kampung halamannya ia juga tidak begitu dikenal, meskipun lagunya, Time In A Bottle, dua kali menjadi soundtrackfilm (The Hangover part II & X-Men: Days of Future Past). Jim Croce adalah seorang penyanyi Amerika Serikat yang terkenal di era 60-an. Karirnya termasuk singkat, kurang lebih hanya tujuh tahun, karena ia meninggal pada sebuah kecelakaan di tahun 1973.

Meskipun karir Croce terbilang singkat, menurut saya karyanya memiliki kualitas yang sulit ditandingi. Suara dan petikan gitarnya bisa dikatakan memberi warna tersendiri yang khas dalam musik country/folk. Bahkan jika saya boleh sedikit berlebihan, saya bisa spontan menebak itu Jim Croce hanya dari permainan akustik gitarnya. Kekhasan Croce ini juga tampak pada lagunya yang akan saya review kali ini, Lover's Cross.

Seperti yang di awal saya katakan, Lover's Cross mengambil tema mengenai putus cinta. Namun, ada nilai jual tersendiri dalam lagu tersebut yang membedakannya dengan lagu bertema serupa seperti Someone Like you-nya Adele. Croce dalam lagu ini berhasil membawakannya dengan cara yang santai namun tetap menawan dan terasa feel-nya. Petikan gitar Croce yang mengalun santai juga mampu membangun suasana dengan ciamik.

Selain itu, lirik yang disampaikan dalam lagu ini juga menarik menurut saya. Croce mencoba menjelaskan situasi dengan kata-kata lisan yang jelas dan kemudian diperindah dengan kata-kata metaforik seperti:

     'Cause tables are meant for turnin'
     And people are bound to change
     And bridges are meant for burnin'
     When the people and mem'ries they join aren't the same

Namun, menurut saya di sinilah letak kekurangan lagu ini. Cara penyampaian Croce yang sedemikian bukanlah sesuatu yang baru dan terkesan sederhana. selain itu, kekurangan lainnya ada pada kualitas suara yang mencerminkan masanya.

Terlepas dari sedikit kekurangan itu, saya masih merasa bahwa Lover's Cross merupakan lagu yang berbeda dari lagu percintaan pada umumnya. Kesan yang saya tangkap adalah sikap rela dan ikhlas, yang dicampur dengan sikap pesimisme dan kekecawaan. Ada rasa cinta yang kuat namun karena ketidakmampuan diri, terpaksa harus merelakan meskipun terasa menyakitkan. Semua itu kemudian dibalut dalam rasa ikhlas dan woles, karena seperti yang dikatakan Croce: people are bound to change.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun