Itu berarti anak tak dibiasakan untuk mengenali banyak alternatif, menentukan sendiri pilihannya, arah dari pilihan itu serta pola ekspresinya. Anak-anak kurang didik untuk mengungkapkan dirinya. Anak-anak menjadi semacam objek. Anak-anak kurang dilatih untuk mampu merdeka. Sebab memerdekakan itu besar resikonya, termasuk kesiapan dan kesediaan orang tua untuk mungkin diberontak oleh anaknya. Bahkan juga ketika sudah besar masih harus terlalu banyak, berurusan dengan kotak-kotak.
Kesemuanya turut menentukan sikap mental. Anak-anak mesti dibiasakan sejak dini hari hidupnya untuk selalu belajar kepada ada saja, mencari, menemukan. Agar ia bisa memilih dirinya, bisa menentukan ungkapan pribadinya. Sebab ia hanya bisa ada, di tengah yang lain.Â
Hasrat  untuk ada adalah kodrat manusia. Ia selalu sangat besar dalam sebuah bangsa yang paling tidak kreatif pun. Maka, pendidikan proses meng-ada mesti digarap sungguh-sungguh. Dimulai kamar Ibu, di ruang depan, di beranda, di halaman tetangga, di sekolah, kemudian di tengah kehidupan luas. Anak-anak kita itu ada. Kenapa kita tiadakan?