Mohon tunggu...
Masanto Riu
Masanto Riu Mohon Tunggu... lainnya -

As my friend said, live the life you love, and love the life you live...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Reuni Terakhir

9 April 2013   02:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:29 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 10 ketika kami memasuki halaman villa. Sudah banyak mobil yang parkir di sana. Sambil berjalan perlahan mencari parkir, aku mengedarkan pandanganku ke mobil-mobil tersebut. Yup, di sana, sebelah kanan, mobil CRV hitam B 2784 TKJ parkir dengan gagahnya. Aku pun semakin bersemangat memarkir mobil, dan segera masuk menemui teman-temanku.

.

Begitu masuk ke Villa, kami disambut Alvin, si ketua panitia. Setelah basa basi sebentar aku pun segera mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Dan nun jauh di sudut sana, aku menemukannya, mudah sekali, wajah itu, tubuh itu, aku tak akan lupa, bagaimana bisa lupa kalau wajah itu seolah menghantuiku sejak pertama aku melihatnya, 18 tahun yang lalu.

.

Aku pun menyapa beberapa teman yang lain, sedikit mengobrol, dan sesekali melirik ke arahnya. Ah aku jadi lupa dengan si Indah, entahlah di mana dia sekarang, pasti sudah bersama Ibu-ibu yang lain. Satu-satunya wanita yang masih single di sini, sama seperti ku. Peduli amat, kembali aku menoleh ke arahnya, dan ah kali ini dia juga sedang melihat ke arahku, kemudian dia tersenyum. Ya Allah, senyum itu, senyum itu yang membiusku dalam tidur panjangku selama ini. Tidak ada yang kuinginkan selain melihat wajah tersenyumnya setiap saat.

.

Pelan-pelan aku bergeser hingga mendekatinya, hingga akhirnya aku pun cukup dekat untuk menyapanya. "Dimas, makin gendut aja lo kayaknya, he...he..." "Eh Pras, baru datang lo" Jangan berpikiran macam-macam dulu, jangan dikira aku gay. Aku hanya orang yang tahu sopan santun, tentunya akan tidak pantas kalau aku menyapa wanita cantik tanpa sebelumnya menyapa suaminya. Ya namanya Anggi, dan Dimas adalah suaminya, dua-duanya temanku.

.

"Iya Bro." "Gw belum terima undangan dari lo kayanya, jadi pastinya lo datang sama Indah kan? wkwkwkwk...." "He...he... ntar gw kirimin lagi kalau belum nyampe, he...he...." "Hi Nggi...." Dia pun tersenyum manis, sangat manis, dan kami pun mengobrol bersama beberapa teman lain yang ada di situ. Ya saat-saat seperti ini yang sangat kurindukan dari acara ini. Anggi, cinta pada pandangan pertamku, dan sepertinya yang terakhir, namun mungkin juga yang tertragis karena hanya aku dan Allah saja yang tahu.

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun