MANUSIA YANG UTUH ,MANUSIA YANG PANCASILAIS
Oleh
Andi Eka Prima, S.Pd.,M.Pd
Satu hari yang lalu tepatnya tanggal 01 Juni 2022, bangsa ini merayakan hari pancasila dimana setiap tempat-tempat instansi baik Negara maupun swasta menyelenggarakan upacara yang diikuti ribuan bahkan jutaan masyarakat Indonesia tak terkecuali di sekolah sekolah. Ini membuktikan bahwa semangat kebinekaan merupakan pondasi atas berdirinya Negara kesatuan ripublik Indonesia sejak dicetuskanya pada tanggal 17 agustus 1945 lalu oleh Bapak presiden dan wakil presiden pertama kita Ir. Soekarno dan Bapak Hatta. Tak lain hanyalah mengenang jasa – jasa pahlawan yang telah gugur dalam medan pertempuran demi kejayaan NKRI.
Demikian pula kita sebagai masyarakat yang telah melewati hari hari itu maka tak putusnya harapan untuk melanjutkan perjuangan udalam mencapai cita-cita yaitu kemerdekaan. Kata “Merdeka” bukan jargon semata, melainkan ada nyawa dan harga diri yang harus di pertaruhkan, ada genggaman harapan yang harus diperjuangkan bahkan ada nilai-nilai luhur yang harus di angkat untuk dipertahankan agar menjadi bangsa yang tangguh, maju, bermartabat dan berwibawa dihadapan bangsa – bangsa lain.
Pancasila adalah sebuah makna atau arti yang memiliki karakter yaitu “Panca yang berarti Lima” dan “Sila yang berarti barbatu sendi”dan alas yang menjadi dasar dari bahasa sansekerta yang berarti pelaksana kesusilaan lima “Damanhuri dkk. (2016:183). Jadi makna demikian merupakan symbol dasar hokum yang harus diperhatikan oleh semua kalangan tak terkecuali pajabat sekalipun harus memegang teguh nilai – nilai yang terkandung didalamnya. Dalam pandangan diatas maksudnya jelasnya bahwa seluruh kegiatan yang berkaitan dengan pemerintahan harus mencerminkan nilai nilai pancasila.
Sebagai manusia yang utuh maka apapun yang di kerjakan wajib memiliki rasa penyanyang, pemberi, penolong seperti yang terdapat dalam gambaran sifat sifat allah yang ada pada lambang burung garuda. Kelima sila merupakan hal yang mutlak dan tidak bisa di ubah-ubah karena wujud dari pemberian sang maha esa. Pancasila mengajarkan untuk menghargai berbagai macam budaya, ras, suku, pakaian, dan agama. Dengan semakin banyak generasi muda yang lahir yang muncul dengan membawa ilmu maka hal ini pula bangsa ini semakin kaya akan sumberdaya manusia karena ilmu yang mereka bawa sudah dirakui nilai luhur pancasila itu sendiri.
Sila pertama :menggambarkan bahwa kita diwajib percaya kepada allah SWT sebagai pencipta seluruh jagat alam tidak terkecuali kita (manusia) sebagai kholifah ( pemimpin) baik dirinya , keluarga, dan Negara. Kalau sudah disebut pemimpin maka kita wajib merubah kepribadian kita seperti yang diajarkan oleh orang tua kita, ulama – ulama kita, dan guru guru kita tentang bagaimana memimpin sebuah keluarga yang diibaratkan kapal yang besar yang akan mengarungi lautan luas. keluarga adalah lingkup kecil yang banyak orang melupakanya. Memimpin rumah tangga harus bisa menjadi nahkoda yang punya ketegasan dimana hal ini sangat dibutuhkan dalam mendidik istrinya, anak – anaknya untuk kejalan yang benar ( di ridhoi allah Swt). Mendewasakan diri jika diterpa masalah atau umumnya badai, berani mengambil sikap sebagai seorang pancasilais maka bagaimana mengontrol ego masing masing untuk mencapai garis fisnish atau tempat berlabu.
Sila kedua: menggambarkan keadilan. Adil disini merupakan kewajiban yang harus dipenuhi setiap orang tidak hanya pemimpin, kita pun juga harus adil terhadap diri sendiri dan orang lain. apa yang bisa untuk dijadikan patokan? Yakni bagaimana kita bisa membagi apa yang kita perlukan sebelum memikirkan orang lain? disinilah seringnya kita lupa bahwa kita butuh makan, minum, bekerja, ibadah dan macam macam ragamnya. Kita sering berfikir bahwa satu saja tidak cukup atau belum habis kenapa ngambil yang lain? kita terkadang terlalu serakah dalam kehidupan kita sendiri. Dalam hidup ini ada yang harus diperhatikan seperti halnya makan, bukan berarti kita tidak boleh makan sepuasnya tapi kita bisa mengukur sedikit banyaknya makanan yang kita masukan kedalam tubuh kita supaya proses didalam perut bisa lancer bergantian mana yang harus dijadikan protein, lemak, vitamin dan mana yang harus di buang. Kalau kita over makanya maka tak mustahil akan menyebabkan penyakit didalamnya. Nah maka dari itu adil itu tidak harus sesama masyarakat dulu tapi kita belajar adil terhadap diri kita dulu. Sekarang adil terhadap masyarakat itu perlu karena kita hidup berdampingan, mulai sabang hingga merauke ada yang berkulit putih, da ada yang berkulit hitam. Maka itu sudah menjadi kodrat dari allah untuk ciptaanya, (Al-quran syurat Al-hujurat :13 ) “sesungguhnya aku telah menciptakan kalian dari jenis laki-laki dan perempuan dan ku jadikan kalin berbangsa-bangsa dan bersuku- suku agar kalian saling mengenal” ini sudah jelas bahwa sudah tidak bisa diganggu gugat bahwa kelima sila dari pancasila itu sendiri termasuk diambil dari ayat ini. Jadi buat apa kita saling membenci satu sama lain, sikap kerendahan hati yang harus dimiliki bangsa ini maka akan tidak perpecahan dan saling menghina baik agama dan ras. Nah ini yang dimaksud manusia yang utuh manusia pancasila.
Sila ketiga : persatuan Indonesia, cocok sekali dengan ayat alquran tadi bahwa jika kita menjaga marwah pancasila kedalam berkebangsaan maka akan baik jalanya dan ini harus dimulai dari pemimpinya hingga bawahanya dan masyarakatnya utamanya diri kita sendiri maka perpecahan tidak akan pernah bisa terjadi akibat dari ulah oknum yang sengaja memecah belah Negara ini. Ini memang karena kiata udah berikrar satu bahasa , satu bangsa yaitu bangsa Indonesia NKRI.
Sila ke empat: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan, ini sudah dibuktikan oleh adanya pemimpin kita mulai dari tingkat DPD,DPR bahwa semua telah terwakilkan untuk bisa menjadi rakyat yang sejahtera adil makmur sentosa dengan di buktikan adanya bantuan kepada semua rakat dan golonga yang tidak mampu, bantuan beasiswa untuk putra – putri terbaik bangsa guna melanjutkan jenjang studinya baik tingkat SD hingga perguruan tinggi, maka sudah barang tentu rakyat Indonesia menjadi bangga dengan adanya program – program yang ada ini. Sepatutnya patut diapresiasi atas perjuangan para pemimpin kita dalam melaksanakan nilai nilai pancasila dalam kehidupan bernegara. Sila kelima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak melanggar hokum. Hal ini juga yang kita rasakan bahwa masayarakat Indonesia jakalau mematuhi undang –undang yang dilandaskan pancasila akan tidak ada lagi yang namnya pelanggaran HAM, mungkin kita tahu bahwa hokum dinegara kita belum sepenuhnya memihak kepada orang orang kecil tapi meskipun demikian kita sadar jika dengan adanya perlindungan dari aparat maka kita pun menjadi aman dan selalu dimudahkan urusan kita.