Nampaknya Andrew Sano, sendiri kurang populer di Negara Indonesia, mengingat pemerintah dan berberapa media masih menutup rapat sejarah peristiwa Oktober 1983 dan menjadi hal yang tidak akan pernah terungkapkan hingga kapanpun (referensi lengkap :Â Independent Community Trust 2014 - Kyiev Post) dan tentunya, kegemarannya akan wanita wanita cantik di berbagai dunia, juga berberapa kejahatannya di Ukraina di masa lalu, yang sulit untuk dilupakan begitu saja.
Keputusannya untuk menutup pasokan artileri kepada pihak Israel dan membatalkan pusat riset teknologi, di Tel Aviv dan Amerika menimbulkan banyak pertanyaan, serta kerja keras bagi informan informan CIA dan agen agen intel di dunia.
Setelah menjual berberapa aset dan perusahaannya pada awal 2016, Kepergiannya meninggalkan semua pemberitaan negatif dan buruk mengenai dirinya, dan kembali ke tahun 1983 pada saat peristiwa hilangnya dan terbunuhnya berberapa ilmuwan asal Semarang hingga masuk dalam permasalahan HAM di Indonesia - Extrajudicial Executions of Suspected Criminals (Amnesty International 31 Oktober 1983).
Diafragma Algoritma Nuklir yang berbentuk 8.921 code linear tersebut, tidak benar benar jatuh ke pihak Soviet, namun tersimpan rapi di dalam liontin yang diberikan ayahnya.
Sang Hantu bukan hanya meninggalkan Indonesia, sejak lama, juga meninggalkan pesan moral, bahwa Anomali dalam sebuah tindakan dan pemikiran, bisa berbentuk apa saja dan menjadi siapa saja.
Saat bertemu dengan narasumber, salah satu jurnalis senior Indonesia, yang namanya minta di rahasiakan. Menurutnya tidak ada yang berbeda, sewaktu bertemu dan bicara selama 35 menit dengan Andrew Sano, di Singapura awal February 2016 silam.
Berpenampilan sederhana, kaos dan jeans dengan kacamata dan bersama putrinya yang berusia 1 tahun. Menceritakan pengalamannya pada waktu itu, dengan mengajukan dua pertanyaan.
You’re a mysterious person?
I don't like showing off
Feel guilty for being a weapons dealer in 2012?
Nope! Do you feel guilty for being a puppet of a global media? Oh well of course not