Mohon tunggu...
Yustimas
Yustimas Mohon Tunggu... Administrasi - Work for home

Ambassade d'Indonésié en France

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Oh Kanada, Oh Indonesia...

17 Maret 2016   02:37 Diperbarui: 18 Maret 2016   16:32 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Kabinet Kanada. Sumber: newsweek.com"][/caption]Pembaca Kompasiana, akhirnya bisa menulis lagi setelah masa tahanan rumah akhirnya selesai. Makna atau arti dari tahanan rumah itu sendiri kalau di sini artinya semua pekerjaan dan laporan sudah kelar.

Kebetulan tugas laporan aset dan keseragaman budaya kali ini (yang di berikan oleh Bapak Dubes) adalah negara Kanada. Bicara Negara Kanada, bulan Juni tahun ini ada acara Komunitas Independen Mahasiswa Amerika Eropa yang dihelat dan diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Pendidikan setempat yang tujuannya untuk meningkatkan mutu sistem pendidikan bagi generasi mendatang.

Bicara soal Kanada, Oh.. What a Cabinet!!

Menteri Kesehatannya adalah seorang doktor dan profesor besar di 3 universitas ternama di dunia. Menteri Transportasinya adalah seorang astronot yang menyandang 4 gelar sarjana tingkat atas. Menteri Pertahanan Negaranya adalah seorang veteran yang telah bertugas di 29 negara. Menteri Pemudanya bahkan belum mencapai usia 40 tahun. Menteri Agrikulturnya dulunya adalah seorang petani sukses yang menyumbang hampir 80% dari kebutuhan pangan negara. Menteri Inovasi & Pengembangan Ekonominya adalah seorang pakar ekonomi yang memiliki 6 perusahaan besar di Eropa dan Amerika. Menteri Keuangannya adalah seorang pengusaha paling sukses di negaranya. Menteri Keadilan adalah mantan Kepala Peradilan Eropa. Menteri Olahraga adalah bekas seorang juara dunia Paralympian dengan koleksi 18 medali emas dari berbagai macam ajang kejuaraan. Menteri Kelautan dan Maritim adalah seorang coastguard yang telah mengabdi selama hampir 35 tahun. Menteri Risetnya adalah seorang medical geographer dengan 4 gelar PHD dalam bidang science. Menteri Imigrasi adalah seorang yang telah memperjuangkan hak hak asasi kaum pengungsi selama 20 tahun terakhir, dan sisa pejabat di pemerintahan, 50% adalah wanita.

Langsung terbayang dalam benak saya jika seandainya, hanya seandainya, Indonesia mau memulangkan orang orang jenius nan sukses yang selama ini telah di sia-siakan. Jika saya boleh membuat sebuah catatan kecil, maka pilihan saya tidak akan jauh jauh dari:

March Boedihardjo sebagai Menteri Pendidikan

March Boedihardjo mencatatkan diri sebagai mahasiswa termuda di Universitas Baptist Hong Kong atau HKBU. March akan memiliki gelar sarjana sains ilmu matematika sekaligus master filosofi matematika. Karena keistimewaannya itu, perguruan tinggi tersebut menyusun kurikulum khusus untuknya dengan jangka waktu penyelesaian lima tahun yang dimulai sejak 2007.

March memang menempuh pendidikan menengah di Inggris. Hebatnya, dia masuk dalam kelas akselerasi, sehingga hanya perlu waktu dua tahun menjalani pendidikan setingkat SMA. Hasilnya, dia mendapat dua nilai A untuk pelajaran matematika dan B untuk statistik. Dia juga berhasil menembus Advanced Extension Awards atau AEA dimana ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-level. Dia lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.

Prof Nelson Tansu sebagai Menteri Kesehatan

Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius, seorang pakar teknologi nano. Fokusnya pada bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano. Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains & rekayasa masa depan. Inovasi inovasi teknologi Amerika yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia ini bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sinar laser biasanya membutuhkan listrik 100 watt dan di tangannya hanya perlu 1,5 watt.

Penemuan penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu pun setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun. Sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi Nelson bila ingin menjadi warga negara Amerika. Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. Namun Tidak demikian, Hatinya tetap melekat dengan Indonesia, katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S2 dan S3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk kembali ke Indonesia & menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.

Muhammad Arief Budiman sebagai Menteri Riset

Muhammad Arief Budiman, seorang anak pekerja pabrik tekstil GKBI yang sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya adalah Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu. Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup.

Peran ilmu ini menjadi penting seiring makin banyak jenis penyakit yang harus dilawan, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutuhan pangan dunia. Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga terkenal di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut. Ia menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman American Association for Cancer Research. Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa membeli kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia.

Andrew Sano sebagai Menteri Iptek

Pria penuh kontroversi kelahiran Jakarta 7 November 1982 dan memiliki 3 kewarganegaraan, Amerika, Jepang dan Indonesia, ini bisa di perhitungkan sebagai salah satu  kandidat kuat penanam basis ilmu Technology di Indonesia, tentunya selain Peter Gion di Afrika Selatan atau Yoan Yakub Lubis yang saat ini menetap di Rusia.

Hanya butuh waktu total 9 tahun menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA dan 6 tahun 8 bulan untuk meraih 2 gelar setingkat doctor di bidang iptek dan sains, hingga di nobatkan oleh PBB sebagai salah satu orang paling jenius termuda di dunia. Masa mudanya banyak di habiskan untuk bekerja di berberapa perusahaan di Indonesia, sebelum akhirnya pada 2012 lalu mendirikan Sano Industries dan bekerja sama dengan Lockheed Marteen Corporation, memulai berberapa pengembangan energi ion murni yang berasal dari radiasi dan nuklir. Membangun pembangkit sirkulasi energi inti bumi di Eropa Timur, menjalin kerja sama dengan puluhan perusahaan swasta di Israel dan Rusia dalam pasokan artileri berat sebelum akhirnya menutup perusahaannya sendiri.

Prof Dr. Khoirul Anwar sebagai Menteri Telekomunikasi

Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Berasal dari Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia pun mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul bersama koleganya merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler. Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.

Dan masih ada banyak lagi nama nama seperti Paul Jordan Laloan yang saat ini menetap di Jerman, Emmanuel Donovan di London, Ken Sebastian Said yang menetap di Amerika dan Husein Ali yang memilih menetap di slovakia.

Bicara soal Kabinet dan Pemerintahan Indonesia saat ini, Oh... Tidak!!

Bonjour......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun