Tuhan,
aku hanya ingin menandangnya,
jika memang tak kau izinkan aku untuk bersamanya
aku ikhlas jika memang itu takdirmu,
jika boleh aku meminta
tolong sampaikan kepadanya kalau aku teramat menyayangi dia,
sampaikan juga betapa merindunya aku terhadap dia
andai hati ini mampu menyampaikannya sendiri
tapi nafas ini seolah hilang ketika aku bertemunya
mulutku seakan terkunci saat aku berpapasan dengannya
hanya lewat tatapan mata ini aku mampu mewakilinya.
Tuhan,
Andai dia tau
setiap tetes air mata ini adalah pengakuan ketika mulut ini terkunci
pengakuan bahwa betapa berartinya dia di kehidupanku,
karena semua tentangmu
akan selalu terukir rapih di hatiku, di memory otakku dan de sepanjang kehidupanku.
karena buatku mengenangmu itu
seperti menikmati Rinai Hujan
aku dibuat menggigil dan kedinginan ..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H