Konsumen kini lebih peduli terhadap keberlanjutan, bahkan bersedia membayar 9,7% lebih banyak untuk barang-barang yang diproduksi atau bersumber secara berkelanjutan. Ini berdasarkan hasil Survei Suara Konsumen PwC (2024), yang menunjukkan bahwa 85% responden merasakan dampak buruk perubahan iklim dalam kehidupan sehari-hari mereka.Â
Survei ini, yang melibatkan lebih dari 20.000 konsumen di 31 negara selama 15 tahun, mencerminkan perubahan signifikan dalam pola pikir global terhadap isu keberlanjutan.Â
Dunia sedang bergerak menuju kehidupan yang lebih baik, namun tantangan besar seperti kekeringan yang memiskinkan petani dan sampah plastik yang terus menumpuk tetap menjadi ancaman serius. Dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, sampah plastik ini mungkin sampai di depan rumah kita jika tidak ada perubahan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menawarkan kesempatan untuk berkontribusi pada perubahan menuju kehidupan yang lebih berkelanjutan melalui Sustainable Development Goals (SDGs).Â
Dengan 17 tujuan yang ditargetkan tercapai pada tahun 2030, SDGs memberikan panduan bagi individu, institusi, dan negara untuk berkontribusi pada pencapaian keberlanjutan.
Praktik Baik SDGs di Dunia
Beberapa negara maju telah memulai inisiatif nyata dalam implementasi SDGs.Â
Misalnya, Smart Nation di Singapura yang mengintegrasikan teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari transportasi hingga layanan kesehatan, dengan mengadopsi Internet of Things (IoT) dan big data. Ini mendukung SDGs khususnya pada SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure dan SDG 11: Sustainable Cities and Communities.
Proyek Tokyo Hydrogen Fuel Cell di Jepang juga mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggantikan bahan bakar fosil dengan hidrogen, yang lebih ramah lingkungan. Sel bahan bakar ini digunakan untuk kendaraan, pembangkit listrik, bahkan bangunan, mendukung SDG 7: Affordable and Clean Energy dan SDG 9.
Buku "10 Implementasi SDGs di Kota-kota Dunia" memberikan lebih banyak referensi dan analisis terkait keberhasilan penerapan SDGs di berbagai kota.
Praktik Baik SDGs di Indonesia
Di Indonesia, pemerintah telah menyusun roadmap SDGs sebagai panduan strategis bagi semua pemangku kepentingan. Kolaborasi sektor publik, swasta, dan masyarakat sangat didorong untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Di sektor industri, PT. Nestl Indonesia mengimplementasikan Biomass Boiler, yang memanfaatkan bahan bakar biomassa dari sisa jerami petani lokal untuk menghasilkan listrik.Â
Teknologi ini mendukung SDG 7: Affordable and Clean Energy dan SDG 12: Responsible Consumption and Production, dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil serta meningkatkan pendapatan petani lokal.
Universitas Airlangga (UNAIR) juga turut berperan dalam mendukung SDGs melalui Smart Farming.Â
Inisiatif ini mengembangkan sistem monitoring berbasis tenaga surya dan Internet of Things (IoT) untuk mengukur kandungan tanah. Teknologi ini dapat meningkatkan hasil pertanian dan mendukung SDG 2: Zero Hunger, sambil mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, serta meningkatkan keberlanjutan sektor pertanian.
Beberapa contoh praktik baik ini menggugah semangat bahwa upaya menciptakan kehidupan yang lebih berkelanjutan sudah nyata dan terus bergerak maju.
Kerugian Institusi yang Tidak Menggunakan Payung SDGs
Dengan semakin masifnya adopsi SDGs sebagai kerangka kerjasama, institusi yang tidak mengintegrasikan SDGs dalam tata kelolanya akan kehilangan peluang untuk inovasi dan pembelajaran dari praktik terbaik global.Â
Selain itu, mereka berisiko memberikan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan, memperburuk masalah sosial dan lingkungan, serta kehilangan relevansi di tengah perubahan global yang semakin mendesak.
Kerjasama dengan payung SDGs membuka peluang besar bagi institusi untuk berinovasi, meningkatkan reputasi, dan berkontribusi pada keberlanjutan global.Â
Tidak mengadopsi SDGs berarti kehilangan peluang untuk berkembang bersama tren global menuju kehidupan yang lebih baik. Penting bagi institusi untuk memulai perjalanan menuju keberlanjutan dan menjadi bagian dari perubahan positif ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI